Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan minyak dan gas (migas) Indonesia mengalami defisit US$11,7 miliar atau setara Rp175 triliun (dengan kurs Rp15 ribu per dolar AS) pada semester I 2022.
Rinciannya, nilai impor migas Indonesia mencapai US$19,46 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2022. Sementara nilai ekspor migas hanya sebesar US$7,76 miliar.
Neraca perdagangan migas nasional selalu mengalami defisit sejak Maret 2015 seperti terlihat pada grafik. Defisit tersebut mencapai level terdalamnya pada April 2022, yakni mencapai US$2,38 miliar.
Berikut ini nilai impor migas Indonesia pada semester I 2022:
- Minyak mentah: US$4,74 miliar
- Hasil minyak: US$12,01 miliar
- Gas: US$2,71 miliar
Total: US$19,46 miliar
Secara umum, neraca perdagangan Indonesia surplus US$24,89 miliar pada paruh pertama tahun ini. Dengan rincian, neraca perdagangan non-migas mencapai US$36,59 miliar dan neraca perdagangan migas defisit US$11,7 miliar.
(Baca: Neraca Perdagangan Migas Indonesia Selalu Defisit dalam 7 Tahun Terakhir)