Berdasarkan situs data milik UNCTAD, Trade Map, nilai ekspor furnitur secara global mencapai US$317,2 miliar pada 2022, turun 2,33% dibanding 2021.
Angka itu mencakup seluruh nilai ekspor furnitur dengan kode HS 94, meliputi tempat duduk, alas tidur, matras, penyangga matras, bantal, perabotan medis, perangkat pencahayaan, bangunan prapabrikasi, dan perabot lainnya.
(Baca: Setelah Tumbuh Pesat, Ekspor Furnitur Melemah pada 2022)
Pada 2022 Tiongkok menjadi negara eksportir furnitur terbesar di dunia, dengan total nilai ekspor US$130,89 miliar. Angka ini setara 41,26% dari total nilai ekspor furnitur global sepanjang tahun lalu.
Vietnam menempati peringkat kedua dengan nilai ekspor furnitur US$21,12 miliar (6,65%), diikuti Jerman US$18,39 miliar, dan Italia US$17,17 miliar.
Di urutan berikutnya ada Meksiko, Polandia, Amerika Serikat, Kanada, Belanda, dan Ceko dengan rincian nilai ekspor seperti terlihat pada grafik.
Sementara, menurut data Trade Map, pada 2022 Indonesia menempati peringkat ke-20 dunia, dengan nilai ekspor furnitur kode HS 94 senilai US$2,93 miliar. Nilai tersebut turun 2,65% dibanding 2021 yang sebesar US$3,01 miliar.
Berikut daftar 10 negara dengan nilai ekspor furnitur kode HS 94 terbesar dunia pada 2022:
- Tiongkok: US$130,89 miliar
- Vietnam: US$21,12 miliar
- Jerman: US$18,39 miliar
- Italia: US$17,17 miliar
- Meksiko: US$12,78 miliar
- Polandia: US$12,08 miliar
- Amerika Serikat: US$10,08 miliar
- Kanada: US$6,59 miliar
- Belanda: US$6 miliar
- Ceko: US$5,73 miliar
(Baca: Ekspor Furnitur Indonesia Melemah, Baik Bahan Kayu Maupun Plastik)