Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor Indonesia mencapai US$17,96 miliar pada Maret 2024.
Nilainya turun 2,60% secara bulanan (month-to-month/mtm) dibanding Februari 2024 yang sebesar US$18,44 miliar.
"Penurunan nilai impor secara bulanan disebabkan karena penurunan nilai impor nonmigas dengan adil penurunan sebesar minus 4,48%," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers daring, Selasa (22/4/2024).
Nilai impor nonmigas pada Maret 2024 tercatat turun 5,34% (mtm) menjadi US$14,63 miliar.
BPS memaparkan, dari 10 golongan barang impor utama nonmigas, plastik dan barang dari plastik mengalami penurunan terdalam, yakni 27,75% (mtm) menjadi US$691,5 juta.
Lalu impor kendaraan dan bagiannya turun 19,71% (mtm) menjadi US$595,7 juta, serta mesin/perlengkapan elektrik minus 11,08% (mtm) menjadi US$2,27 miliar.
Sementara, nilai impor migas Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$3,32 miliar. Nilainya justru naik 11,64% (mtm) dibanding bulan sebelumnya.
Peningkatan impor migas dipengaruhi oleh bertambahnya impor hasil minyak mentah sebesar 16,82% atau senilai US$2,49 miliar. Namun, impor minyak mentah turun 1,50% (mtm), menjadi US$829,6 juta.
Secara kumulatif, nilai impor periode Januari-Maret 2024 mencapai US$54,89 miliar, turun 0,10% dibanding Januari-Maret tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc).
BPS merinci, penurunan per kuartal I 2024 ini disebabkan oleh berkurangnya impor nonmigas sebesar 1,57% (ctc) menjadi US$45,89 miliar, sedangkan impor migas naik 8,13% (ctc) menjadi US$9 miliar.
(Baca: Ini Negara Tujuan Utama Ekspor Gas Indonesia pada 2023, Singapura Teratas)