Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Wajo pada tahun 2024 sebesar 6,47%, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 6,73%. Dengan jumlah penduduk 410.729 jiwa, terdapat 26.570 jiwa penduduk miskin di kabupaten ini. Penurunan ini mencerminkan perbaikan kondisi ekonomi masyarakat Wajo.
Perkembangan kemiskinan di Wajo menunjukkan penurunan sebesar 3,86% dibandingkan tahun lalu. Secara regional, Wajo berada di peringkat ke-69 untuk persentase kemiskinan di Pulau Sulawesi dan peringkat ke-384 secara nasional. Dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Selatan, Wajo menunjukkan performa yang cukup baik dalam upaya menekan angka kemiskinan.
(Baca: 13,62% Penduduk di Kabupaten Ngawi Masuk Kategori Miskin)
Data historis kemiskinan Kabupaten Wajo menunjukkan fluktuasi selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 11,57%, sementara terendah pada tahun 2021 dengan 6,46%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 16,28%, dan pertumbuhan terendah pada tahun 2021 turun 7,05%. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 6,59% dan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 6,64%, angka kemiskinan saat ini menunjukkan penurunan.
Jika dibandingkan dengan kabupaten tetangga di Sulawesi Selatan, Kabupaten Wajo menunjukkan angka kemiskinan yang cukup kompetitif. Kabupaten Bulukumba memiliki persentase kemiskinan 6,71%, Kabupaten Gowa 6,85%, Kabupaten Luwu Timur 6,55%, Kota Makassar 4,97%, Kota Parepare 5,27%, dan Kabupaten Sidenreng Rappang 5,02%. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Wajo sejalan dengan daerah lain di sekitarnya.
Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bulukumba berada di peringkat ke-367 secara nasional untuk persentase kemiskinan, dengan angka 6,71%. Jumlah penduduk miskin mencapai 28.600 jiwa, sedikit lebih banyak dibandingkan Wajo, dari total populasi 475.405 jiwa. Garis kemiskinan di Bulukumba tercatat sebesar Rp422.111,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp44,48 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk sedikit lebih tinggi, yaitu 1,51%. Penurunan persentase penduduk miskin di Bulukumba sebesar 7,06% menunjukkan upaya yang signifikan dalam penanggulangan kemiskinan.
Kabupaten Gowa
Dengan persentase kemiskinan 6,85%, Kabupaten Gowa menempati urutan ke-361 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Gowa mencapai 55.130 jiwa dari total populasi 806.908 jiwa. Garis kemiskinan di Gowa adalah Rp475.305,00 per kapita per bulan, sedangkan pendapatan per kapita mencapai Rp37,77 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di Gowa sebesar 1,57%. Penurunan persentase penduduk miskin mencapai 7,68%, menunjukkan hasil yang baik dalam program-program penanggulangan kemiskinan.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Ende Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Luwu Timur
Kabupaten Luwu Timur mencatat persentase kemiskinan 6,55%, menempatkannya di urutan ke-376 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 20.700 jiwa dari total 316.000 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Luwu Timur adalah Rp460.356,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Luwu Timur cukup tinggi dibandingkan kabupaten lain, yaitu Rp97,18 juta per tahun, meski mengalami penurunan sebesar 2,32%. Pertumbuhan penduduk Luwu Timur sebesar 1,59%. Penurunan persentase penduduk miskin sebesar 5,48% menunjukkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan di wilayah ini.
Kota Makassar
Kota Makassar memiliki persentase kemiskinan yang lebih rendah dibandingkan kabupaten lainnya, yaitu 4,97% dan menempati urutan ke-445 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 79.530 jiwa dari total populasi 1.477.861 jiwa. Garis kemiskinan di Makassar adalah yang tertinggi di antara wilayah lainnya, yaitu Rp592.753,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita juga tertinggi, mencapai Rp165,95 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di Makassar lebih rendah, yaitu 0,52%. Penurunan persentase penduduk miskin sebesar 1,97% menunjukkan bahwa kota ini berhasil mempertahankan tingkat kemiskinan yang rendah.
Kota Parepare
Kota Parepare memiliki persentase kemiskinan 5,27% dan berada di urutan ke-431 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 7.940 jiwa dari total populasi 161.599 jiwa. Garis kemiskinan di Parepare adalah Rp467.151,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp61,97 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk cukup tinggi, yaitu 1,89%. Penurunan persentase penduduk miskin sebesar 1,31% menunjukkan stabilitas dalam penanggulangan kemiskinan.
Kabupaten Sidenreng Rappang
Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki persentase kemiskinan 5,02% dan berada di urutan ke-444 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 15.480 jiwa dari total populasi 330.198 jiwa. Garis kemiskinan di Sidenreng Rappang adalah Rp458.509,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp59,31 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk cukup tinggi, yaitu 2,09%. Penurunan persentase penduduk miskin sebesar 2,33% menunjukkan upaya yang efektif dalam menekan angka kemiskinan.