Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada 2024 sebesar 6,47%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,73%. Dengan jumlah penduduk 410.729 jiwa, terdapat 26.570 penduduk miskin di Wajo.
Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin berkurang 970 jiwa, atau terjadi penurunan 3,52%. Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Wajo selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu 11,57%, sementara terendah pada tahun 2021 sebesar 6,46%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu 16,28%, dan terendah pada tahun 2021, yaitu -7,05%.
(Baca: Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Tradisional Periode November 2024-2025)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 6,59% dan lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 6,64%, angka kemiskinan 2024 menunjukkan penurunan. Secara nasional, Kabupaten Wajo berada di peringkat 384 dalam hal persentase kemiskinan. Peringkat ini sempat naik ke posisi 354 pada tahun 2018, kemudian berfluktuasi hingga mencapai posisi saat ini.
Di Sulawesi Selatan, persentase kemiskinan Kabupaten Wajo berdekatan dengan beberapa kabupaten/kota lain. Berikut perbandingan beberapa indikator:
Kabupaten Bulukumba
Kabupaten Bulukumba mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 6,71% dan menempati urutan 367 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 28.600 jiwa, dengan pertumbuhan negatif turun 6,69%. Jumlah penduduk Bulukumba tercatat 475.405 jiwa dengan pertumbuhan 1,51%. Garis kemiskinan di Bulukumba sebesar Rp 422.111,00 per kapita per bulan, meningkat 3,74%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 44,48 juta per tahun, tumbuh 6,14%.
Kabupaten Gowa
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Gowa sebesar 6,85%, sedikit lebih tinggi dari Wajo, menduduki peringkat 361 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 55.130 jiwa. Dengan pertumbuhan negatif -6,72%. Gowa memiliki jumlah penduduk 806.908 jiwa dengan pertumbuhan 1,57%. Garis kemiskinan di Gowa adalah Rp 475.305,00 per kapita per bulan, meningkat 4,07%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 37,77 juta per tahun, naik 6,35%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Ende Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Luwu Timur
Luwu Timur memiliki persentase kemiskinan 6,55%, sedikit di atas Wajo, dengan peringkat 376 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Luwu Timur mencapai 20.700 jiwa dengan pertumbuhan negatif -4,03%. Jumlah penduduk 316.000 jiwa, meningkat 1,59%. Garis kemiskinan di Luwu Timur tercatat Rp 460.356,00 per kapita per bulan, meningkat 5,06%. Pendapatan per kapita Luwu Timur cukup tinggi, mencapai Rp 97,18 juta per tahun, namun mengalami penurunan -2,32%.
Kota Makassar
Kota Makassar memiliki persentase kemiskinan yang jauh lebih rendah, yaitu 4,97%, menempati peringkat 445 secara nasional. Jumlah penduduk miskin di Makassar mencapai 79.530 jiwa dengan pertumbuhan yang lebih kecil, -0,98%. Kota ini memiliki jumlah penduduk terbesar di antara yang dibandingkan, yaitu 1.477.861 jiwa dan pertumbuhan hanya 0,52%. Garis kemiskinan di Makassar adalah Rp 592.753,00 per kapita per bulan, meningkat 3,94%. Pendapatan per kapita sangat tinggi, mencapai Rp 165,95 juta per tahun dengan pertumbuhan 6,41%.
Kota Parepare
Kota Parepare mencatat persentase kemiskinan 5,27%, menempati peringkat 431 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya 7.940 jiwa dengan pertumbuhan -0,5%. Jumlah penduduk Parepare 161.599 jiwa dengan pertumbuhan 1,89%. Garis kemiskinan di Parepare adalah Rp 467.151,00 per kapita per bulan, meningkat 4,97%. Pendapatan per kapita cukup tinggi, mencapai Rp 61,97 juta per tahun dengan pertumbuhan 5,43%.
Kabupaten Sidenreng Rappang
Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki persentase kemiskinan 5,02%, menempati peringkat 444 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 15.480 jiwa, dengan pertumbuhan -1,71%. Jumlah penduduk 330.198 jiwa dengan pertumbuhan 2,09%. Garis kemiskinan di Sidenreng Rappang adalah Rp 458.509,00 per kapita per bulan, meningkat signifikan 8,83%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 59,31 juta per tahun, meningkat 6,83%.