Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor nikel Indonesia menguat lagi pada 2024, melanjutkan tren pertumbuhan pesat yang terjadi sejak 2022.
Pada 2024 volume ekspor industri pengolahan logam dasar nikel Indonesia mencapai 1,92 juta ton, naik 53% dibanding 2023 (year-on-year/yoy).
Dalam periode tersebut nilai ekspor nikel nasional juga naik 17% (yoy) menjadi US$7,99 miliar.
(Baca: Target Investasi Hilirisasi SDA Era Prabowo, Terbesar untuk Nikel)
Pada 2024 Indonesia paling banyak mengekspor logam dasar nikel ke China, dengan volume 1,77 juta ton.
Pengiriman ke China tersebut setara 92% dari total volume ekspor nikel nasional.
Negara lain yang menjadi pembeli utama nikel Indonesia pada 2024 adalah Jepang, Belanda, Korea Selatan, Singapura, Norwegia, dan Taiwan.
Adapun menurut Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), produk nikel Indonesia sudah mendominasi pasar global.
"Sebenarnya nikel kita di Indonesia ini sudah jadi penentu dunia, terutama di tahun 2023 dan 2024 kita sudah memegang market size di atas 60%, ada yang 63% sampai 65%, khususnya nikel produksi Indonesia," kata Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey, disiarkan CNBCIndonesia.com (21/1/2025).
(Baca: Sulawesi Tenggara, Provinsi Paling Kaya Nikel di Indonesia)