Target Investasi Hilirisasi SDA Era Prabowo, Terbesar untuk Nikel

Ekonomi & Makro

Premium

Adi Ahdiat 04/03/2025 14:40 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Pemerintah telah menetapkan target investasi untuk pengembangan hilirisasi 7 komoditas sumber daya alam unggulan. Target investasi terbesar ditujukan untuk nikel.

Target Investasi untuk Pengembangan Hilirisasi SDA dalam RPJMN 2025-2029

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Target Investasi Hilirisasi SDA Era Prabowo, Terbesar untuk Nikel”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Target Investasi untuk Pengembangan Hilirisasi SDA dalam RPJMN 2025-2029

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Presiden Prabowo Subianto menjadikan hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai salah satu prioritas nasional dalam lima tahun ke depan.

Hal ini tercatat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025.

(Baca: Realisasi Investasi Hilirisasi RI 2024, Sektor Mineral Mendominasi)

Berdasarkan dokumen tersebut, pengembangan hilirisasi SDA periode 2025-2029 akan difokuskan pada 7 komoditas SDA unggulan, yaitu nikel, tembaga, bauksit, timah, kelapa sawit, kelapa, dan rumput laut.

Pemerintah memasang target investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) yang beragam untuk komoditas-komoditas ini.

Target investasi terbesarnya pada 2029 ditujukan untuk pengembangan hilirisasi nikel, dengan nilai seperti terlihat pada grafik.

Adapun pengembangan hilirisasi nikel akan difokuskan di wilayah Sulawesi, khususnya kawasan industri Konawe (Sulawesi Tenggara) dan Morowali (Sulawesi Tengah).

"Hal ini didukung dengan adanya kawasan industri dan tambang yang berada di Konawe, Morowali, dan Luwu Timur, serta IUP [izin usaha pertambangan] lain yang akan ekspansi dan berkembang di wilayah Sulawesi ke depan, serta sumber daya nikel yang masih belum dieksplorasi," demikian dikutip dari RPJMN 2025-2029.

(Baca: PLTU, Sumber Energi Utama Hilirisasi Nikel Indonesia)

Editor : Adi Ahdiat