Invasi Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2) dikhawatirkan bisa mempengaruhi pasokan gandum Indonesia. Pasalnya Ukraina merupakan negara terbesar kedua pemasok gandum dan meslin (tepung gandum) bagi Indonesia.
Di tanah air, gandum merupakan bahan baku terigu dan produk mie instan. Serangan Rusia dikhawatirkan akan menyebabkan kenaikan harga komoditas, termasuk gandum. Dalam sebulan terakhir, harga gandum dunia telah meningkat sekitar 24%.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor gandum dan meslin mencapai 10,74 juta ton sepanjang Januari-November 2021. Adapun nilainya mencapai US$ 3,3 miliar.
Impor gandum dan meslin terbesar Indonesia berasal dari Australia dengan volume mencapai 4,42 juta ton (41,09%) dengan nilai US$ 1,37 miliar pada periode Januari-November 2021.
Impor gandum dan meslin terbesar Indonesia berikutnya berasal dari Ukraina dengan volume 2,76 juta ton (25,68%) dengan nilai US$ 821 juta. Diikuti Kanada dengan volume 1,88 juta ton (17,52%) dengan nilai US$ 623,35 juta.
(Baca: Ini Daftar Barang yang Diimpor Indonesia dari Ukraina)
Setelahnya ada Argentina dengan volume impor gandum dan meslin 586 ribu ton (5,45%) dengan nilai US$ 162 juta, serta dari Amerika Serikat seberat 441,35 ribu ton (4,1%) senilai US$ 131,31 juta.
Sedangkan impor gandum dan meslin dari negara lainnya mencapai 662,52 ribu ton (6,16%) dengan nilai US$ 182,98 juta.
(Baca: Perdagangan Indonesia-Ukraina Defisit Terus selama 6 Tahun Terakhir)