Pandemi Covid-19 sempat membuat penjualan tanaman obat, aromatik, dan rempah Indonesia anjlok di pasar internasional.
Meski demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan volume ekspor komoditas tersebut kembali meningkat menjadi 294,68 ribu ton pada 2021. Capaian ini naik 7,04% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 275,29 ribu ton.
Nilai total ekspor komoditas ini juga mampu mencapai US$765,66 juta pada 2021, tumbuh 23,8% dari tahun sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sebelum pandemi, volume ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah Indonesia mampu mencapai 318,14 ribu ton pada 2019.
Jika dirunut lebih jauh lagi, selama sembilan tahun terakhir volume ekspor komoditas tersebut sempat mencapai titik tertinggi pada 2014, yakni 386,94 ribu ton, sedangkan terendahnya pada 2012 dengan volume 250,34 ribu ton.
Pada 2021 Thailand menjadi negara tujuan utama untuk ekspor komoditas ini, dengan volume transaksi 117,48 ribu ton. Diikuti Tiongkok dan India dengan volume masing-masing 37,06 ribu ton dan 28,25 ribu ton.
(Baca: Ekspor Tanaman Obat RI Meningkat, Cetak Rekor pada 2021)