Pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Fak Fak mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp 101.588 per kapita per bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 11.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat, alokasi untuk sabun mandi masih relatif kecil. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa mencapai Rp 299.914, sementara untuk makanan jadi sebesar Rp 136.302. Pengeluaran untuk rokok dan tembakau bahkan lebih tinggi, yaitu Rp 181.607. Ini menunjukkan bahwa sabun mandi bukan prioritas utama dalam pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Fak Fak.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Bali 2015 - 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Fak Fak cenderung fluktuatif. Dari tahun 2018 hingga 2024, terjadi beberapa kali naik dan turun. Tahun 2019 mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 34 persen, namun tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 7.3 persen. Meskipun demikian, secara keseluruhan, pengeluaran untuk sabun mandi menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun.
Pengeluaran masyarakat Kabupaten Fak Fak secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.512.437 pada tahun 2024, sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan adanya perubahan prioritas pengeluaran atau faktor ekonomi lain yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Secara peringkat, pengeluaran untuk sabun mandi di Kabupaten Fak Fak menempati urutan ke-3 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat dan urutan ke-45 secara nasional pada tahun 2024. Peringkat ini cukup baik, namun masih di bawah Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni dalam lingkup provinsi.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan rata-rata pengeluaran bukan makanan per kapita sebulan di Kabupaten Fak Fak menunjukkan penurunan turun 1.9 persen, dengan nilai pengeluaran Rp 719.737. Kondisi ini berbeda dengan Kabupaten Manokwari Selatan yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu 55.2 persen dengan nilai Rp 872.163, menempati peringkat ke-3 se-Provinsi Papua Barat. Kabupaten Teluk Bintuni berada pada urutan ke-2 dengan pertumbuhan 30.4 persen, mencatatkan nilai pengeluaran Rp 883.542. Sementara itu, Kabupaten Manokwari menduduki peringkat pertama dengan nilai pengeluaran tertinggi sebesar Rp 927.024 dan pertumbuhan 19.4 persen.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Riau 2018 - 2024)
Kabupaten Manokwari
Kabupaten Manokwari mencatatkan pertumbuhan positif pada rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, yaitu sebesar 18.5 persen. Dengan total pengeluaran mencapai Rp 1.832.890, Manokwari menduduki peringkat pertama di antara kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat. Pengeluaran untuk sektor bukan makanan juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai Rp 927.024, dengan pertumbuhan sebesar 19.4 persen. Hal ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan perubahan pola konsumsi masyarakat Manokwari, dengan alokasi yang lebih besar untuk kebutuhan non-primer. Angka ini menempatkan Manokwari sebagai wilayah dengan pengeluaran tertinggi dibandingkan wilayah lain di Papua Barat.
Kabupaten Teluk Bintuni
Kabupaten Teluk Bintuni menunjukkan performa yang solid dalam pengeluaran per kapita. Rata-rata pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 948.827, dengan pertumbuhan 8.6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk sektor bukan makanan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp 883.542, dengan pertumbuhan 30.4 persen. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.832.369, menempatkan Teluk Bintuni pada peringkat kedua setelah Manokwari. Pertumbuhan ini mengindikasikan peningkatan daya beli masyarakat dan diversifikasi konsumsi ke arah barang dan jasa non-primer di Teluk Bintuni. Posisi ini menunjukkan kestabilan ekonomi yang baik di wilayah tersebut.
Kabupaten Manokwari Selatan
Kabupaten Manokwari Selatan mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, mencapai 33.5 persen. Dengan total pengeluaran sebesar Rp 1.782.389, Manokwari Selatan menempati peringkat ketiga di antara kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat. Pengeluaran untuk sektor bukan makanan juga mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lain, mencapai 55.2 persen, dengan nilai Rp 872.163. Hal ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan dan perubahan pola konsumsi yang signifikan di Manokwari Selatan, dengan peningkatan alokasi untuk kebutuhan non-primer. Peningkatan ini juga mencerminkan perkembangan ekonomi yang pesat di wilayah ini.
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana menunjukkan stabilitas dalam pengeluaran per kapita dengan pertumbuhan yang moderat. Rata-rata pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 772.417, dengan pertumbuhan 7.9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pengeluaran untuk sektor bukan makanan juga mengalami peningkatan, mencapai Rp 807.424, dengan pertumbuhan 12.9 persen. Total pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mencapai Rp 1.579.842, menempatkan Kaimana pada peringkat keempat di antara kabupaten/kota se-Provinsi Papua Barat. Pertumbuhan yang stabil ini mencerminkan kondisi ekonomi yang relatif seimbang di Kaimana, dengan peningkatan konsumsi baik untuk kebutuhan primer maupun non-primer. Kestabilan ini penting untuk menjaga kesejahteraan masyarakat di Kaimana.