Besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Mamberamo Raya mencapai Rp137.387 per kapita per bulan pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 20,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat untuk aneka barang dan jasa yaitu Rp201.949, pengeluaran untuk rokok dan tembakau mencapai 68 persen. Pengeluaran untuk rokok dan tembakau bahkan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk kecantikan yang hanya Rp18.374 per kapita per bulan. Hal ini mengindikasikan bahwa alokasi dana untuk konsumsi rokok dan tembakau cukup signifikan di Kabupaten Mamberamo Raya.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Wonosobo | 2024)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Mamberamo Raya mengalami fluktuasi. Pada periode 2018-2020, terjadi sedikit penurunan. Kemudian mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 75,6 persen. Setelah tahun tersebut, pertumbuhan cenderung melambat, meskipun tetap menunjukkan tren kenaikan.
Dalam perbandingan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Papua, Kabupaten Mamberamo Raya berada di peringkat ke-5 untuk besar pengeluaran rokok dan tembakau pada tahun 2024. Kabupaten Keerom menempati peringkat pertama dengan nilai Rp208.651, diikuti Kabupaten Jayapura (Rp188.032), Kabupaten Sarmi (Rp164.403), dan Kota Jayapura (Rp141.365). Secara nasional, Kabupaten Mamberamo Raya berada di peringkat ke-213.
Lima kabupaten/kota dengan nilai pengeluaran rokok dan tembakau tertinggi tahun 2024 adalah Kabupaten Keerom (Rp208.651), Kabupaten Jayapura (Rp188.032), Kabupaten Sarmi (Rp164.403), Kota Jayapura (Rp141.365), dan Kabupaten Kepulauan Yapen (Rp124.396). Kabupaten Keerom mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu 19,6 persen, dengan tetap menduduki peringkat pertama di provinsi. Sementara itu, Kabupaten Jayapura mengalami penurunan pertumbuhan turun 27,7 persen. Kabupaten Sarmi mengalami pertumbuhan tertinggi kedua setelah Kabupaten Keerom, yaitu 52,1 persen dan berhasil naik satu peringkat. Kota Jayapura mengalami penurunan pertumbuhan turun 20 persen dan turun satu peringkat. Kabupaten Kepulauan Yapen mengalami pertumbuhan 16,7 persen dan masih menduduki peringkat yang sama dengan tahun sebelumnya.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kota Lubuk Linggau | 2024)
Kota Jayapura
Kota Jayapura menempati urutan pertama dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan dengan nilai Rp1.131.493 pada tahun 2024. Meski demikian, angka ini menunjukkan sedikit penurunan turun 0,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.134.848,44. Penurunan ini mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi atau faktor ekonomi lain yang memengaruhi pengeluaran masyarakat Kota Jayapura untuk kebutuhan non-makanan.
Kabupaten Jayapura
Kabupaten Jayapura mencatatkan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya di Provinsi Papua, yaitu sebesar Rp966.182 pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 35,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu Rp713.778,58. Pertumbuhan ini mengindikasikan peningkatan konsumsi makanan di kalangan masyarakat Kabupaten Jayapura.
Kabupaten Keerom
Kabupaten Keerom menunjukkan pertumbuhan tertinggi dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan, yaitu sebesar 40,4 persen. Nilai pengeluaran tahun 2024 mencapai Rp644.245, naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya Rp458.971,42. Dengan pertumbuhan yang kuat ini, Kabupaten Keerom berhasil naik peringkat menjadi posisi ketiga dalam hal pengeluaran non-makanan di antara kabupaten/kota di Provinsi Papua.
Kabupaten Biak Numfor
Kabupaten Biak Numfor menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, yaitu sebesar 33,4 persen. Nilai pengeluaran tahun 2024 mencapai Rp1.232.573, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp923.992,69. Dengan pertumbuhan yang kuat ini, Kabupaten Biak Numfor berhasil naik peringkat menjadi posisi keenam dalam hal pengeluaran makanan dan bukan makanan di antara kabupaten/kota di Provinsi Papua.