Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh tipis 0,38% menjadi Rp 376,25 triliun pada kuartal II-2021 dibanding kuartal II-2020 (year on year/yoy). Sektor pertanian mencatat pertumbuhan terendah dari 16 sektor utama lainnya.
Sebagian sub sektor mengalami kenaikan. Sub sektor pertanian, peternakan perburuan, dan jasa pertanian mengalami kontraksi 1,29 pada triwulan II-2021 (yoy). Demikian pula sub sektor kehutanan dan penebangan kayu mengalami kontraksi sebesar 4,4% (yoy). Sementara sub sektor perikanan mencatat pertumbuhan sebesar 9,69% (yoy).
Jika dibandingkan dengan kuartal I-2021 (quarter to quarter/q-to-q), sektor pertanian tumbuh sebesar 12,93%. Untuk sub sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian tumbuh 14,5% (q-to-q), sub sektor kehutanan dan penebangan kayu tumbuh 13,75% (q-to-q). dan sub sektor perikanan tumbuh 6,41% (q-to-q).
Secara kumulatif pada semester pertama 2021 sektor pertanian tumbuh 1,75% dibanding semester pertama 2020 (cumulative to cumulative/c-to-c). Sub sektor pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian tumbuh 1,69% (c-to-c) dan Sub sektor perikanan tumbuh 4,07% (c-to-c). Sedangkan sub sektor perhutanan dan penebangan kayu mengalami kontraksi 6,57% (c-to-c).
Besaran PDB sektor pertanian pada kuartal kedua tahun ini sebesar Rp 596,01 triliun. Artinya sektor pertanian berkontribusi sebesar 14,27% terhadap perekonomian nasional yang mencapai Rp 4.175,84 triliun.
Perekonomian Indonesia sendiri pada triwulan kedua tahun ini tumbuh 7,07% dibanding triwulan yang sama pada tahun lalu (yoy). Jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun ini tumbuh 3,31% (q-to-q). Adapun secara kumulatif dalam paruh pertama tahun ini tumbuh 3,1% (c-to-c).
(Baca: Keluar dari Resesi, Ekonomi Indonesia Tumbuh 7,07% pada Kuartal II-2021)