Pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Tangerang menunjukkan perkembangan yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024, besar pengeluaran mencapai Rp 153.373 per kapita per bulan. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 156.472, atau mengalami penurunan sebesar 2 persen.
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Tangerang mengalami kenaikan signifikan dari 2018 hingga 2020. Pada 2018, besar pengeluaran tercatat Rp 113.739, kemudian meningkat menjadi Rp 139.926 pada 2019, dan mencapai Rp 151.830 pada 2020. Sempat mengalami penurunan pada 2021 menjadi Rp 140.607, namun kembali naik pada 2022 menjadi Rp 159.120. Setelah itu, terjadi sedikit penurunan pada 2023 dan 2024.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Bangkalan Periode 2004 - 2024)
Jika dibandingkan dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa yang mencapai Rp 291.897, pengeluaran untuk rokok dan tembakau menyumbang sekitar 52.5 persen. Angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan lain seperti kecantikan (Rp 31.039), makanan jadi (Rp 277.927), perawatan (Rp 74.897), dan sabun mandi (Rp 70.344). Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok dan tembakau masih menjadi prioritas bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Tangerang.
Secara peringkat, pada 2024, Kabupaten Tangerang berada di urutan ke-5 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Banten dalam hal besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau. Peringkat ini berada di bawah Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Serang. Sementara secara nasional, Kabupaten Tangerang menempati urutan ke-123.
Di antara kabupaten/kota lain di Provinsi Banten, Kota Tangerang mencatat pengeluaran tertinggi untuk rokok dan tembakau pada 2024, yaitu sebesar Rp 174.031 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kota Cilegon berada di urutan kedua dengan Rp 169.190, namun mengalami penurunan sebesar 1.5 persen. Kabupaten Lebak mencatat Rp 166.915 dengan pertumbuhan 6.4 persen, dan Kabupaten Serang sebesar Rp 163.286 dengan penurunan 7.5 persen.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Makanan dan Minuman Jadi Kab. Pasaman Barat | 2024)
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan menunjukkan performa yang baik dalam pengeluaran per kapita bukan makanan, dengan nilai tertinggi di Banten, mencapai Rp 1.627.012 pada 2024, dan mengalami pertumbuhan sebesar 22.7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam konsumsi barang dan jasa non-makanan di wilayah tersebut, mengungguli kabupaten/kota lainnya di provinsi Banten.
Kota Tangerang
Kota Tangerang mencatatkan pengeluaran per kapita untuk makanan sebesar Rp 1.147.701 pada 2024, nilai tertinggi di antara kabupaten/kota lain di Banten. Angka ini menunjukkan peningkatan konsumsi makanan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan mencapai 8.1 persen. Posisi ini menempatkan Kota Tangerang sebagai wilayah dengan pengeluaran makanan tertinggi di provinsi tersebut.
Kota Cilegon
Kota Cilegon menunjukkan dinamika yang menarik dalam pengeluaran per kapita makanan dan non-makanan. Meskipun mencatatkan nilai total sebesar Rp 2.014.801 pada 2024, angka ini mengalami penurunan sebesar 2.2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Kota Cilegon tetap berada di peringkat ketiga tertinggi di Banten dalam kategori ini, menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan, tingkat pengeluaran di kota ini masih cukup tinggi dibandingkan wilayah lain.
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang mencatatkan pengeluaran per kapita terendah untuk makanan dan non-makanan di Banten, yaitu sebesar Rp 977.423 pada 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menempatkan Kabupaten Pandeglang di posisi terakhir dalam peringkat pengeluaran di provinsi tersebut, menunjukkan tantangan ekonomi yang dihadapi oleh wilayah ini dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya.