Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp186.206/kapita/bulan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas Badan Pusat Statistik (BPS).
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp253.253, maka pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi mencakup sekitar 73,5%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk bukan makanan, seperti kecantikan, perawatan, rokok, dan sabun mandi, yang mencapai Rp166.064, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi relatif lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan dan minuman jadi memiliki peran yang cukup signifikan dalam pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Pasaman Barat.
(Baca: 25,22% Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Masih Anak-Anak (Update 2024))
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Pasaman Barat mengalami fluktuasi selama periode 2018-2024. Pada tahun 2019, terjadi pertumbuhan signifikan sebesar 14,2%. Namun, pada tahun 2020, terjadi penurunan tipis turun 0,5%. Selanjutnya, pada tahun 2021 dan 2022, terjadi pertumbuhan masing-masing sebesar 8,3% dan 21,3%. Akan tetapi, pada tahun 2023, terjadi penurunan cukup besar turun 14,1% sebelum akhirnya kembali naik 3,2% pada tahun 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan pertumbuhan 21,3%.
Dari segi peringkat, pada tahun 2024, Kabupaten Pasaman Barat menempati peringkat ke-17 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Barat dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi. Di tingkat Pulau Sumatera, Kabupaten Pasaman Barat berada di peringkat ke-74, sedangkan di tingkat nasional, berada di peringkat ke-256. Peringkat ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kabupaten Pasaman Barat masih relatif rendah dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Barat maupun di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera Barat, Kota Bukit Tinggi memiliki nilai pengeluaran tertinggi untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp344.478, dengan pertumbuhan 6,5%. Kota Pariaman berada di urutan kedua dengan Rp334.724 dan pertumbuhan 10,6%. Sementara itu, Kabupaten Pesisir Selatan memiliki pengeluaran yang lebih rendah dari Pasaman Barat yaitu Rp173.286 dan mengalami penurunan turun 3,9%. Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki pengeluaran terendah, yaitu Rp132.855 dengan penurunan turun 7,6%.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Jawa Tengah 2015 - 2024)
Kota Padang
Berdasarkan data BPS, Kota Padang mencatatkan pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan sebesar Rp1.051.706 pada tahun 2024, naik 2,1% dari tahun sebelumnya. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di kota ini justru mengalami penurunan tipis turun 0,4% menjadi Rp1.974.416. Meski demikian, pengeluaran untuk makanan mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai Rp922.710 atau tumbuh 10,6%. Kota Padang menduduki peringkat ke-2 dalam hal rata-rata pengeluaran untuk makanan di Sumatera Barat.
Kota Bukit Tinggi
Kota Bukit Tinggi menunjukkan performa yang cukup baik dalam hal pengeluaran masyarakat. Pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di kota ini mencapai Rp962.655 pada tahun 2024, meningkat 11,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan juga mengalami kenaikan sebesar 7,7% menjadi Rp1.869.269. Bahkan, pengeluaran untuk makanan melonjak tajam sebesar 20,4% menjadi Rp906.613, menempatkan Kota Bukit Tinggi di peringkat ke-3 dalam hal pengeluaran untuk makanan di Sumatera Barat.
Kota Padang Panjang
Kota Padang Panjang mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam pengeluaran untuk makanan. Pada tahun 2024, pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di kota ini mencapai Rp1.239.644, melonjak 63,8% dibandingkan tahun sebelumnya dan menduduki peringkat pertama di Sumatera Barat. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan mengalami penurunan turun 7% menjadi Rp1.362.708. Sementara itu, pengeluaran untuk bukan makanan meningkat 11,2% menjadi Rp942.409.
Kota Payakumbuh
Kota Payakumbuh menunjukkan dinamika yang berbeda. Pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di kota ini meningkat 9,7% menjadi Rp888.390 pada tahun 2024. Namun, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan justru mengalami penurunan tajam turun 13,2% menjadi Rp1.741.595. Begitu pula dengan pengeluaran untuk makanan, yang hanya tumbuh 11,3% menjadi Rp853.205, menempatkan Kota Payakumbuh di peringkat ke-6 di Sumatera Barat.