Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia masih menarik dibandingkan dengan obligasi negara-negara kawasan Asia lainnya. Hal ini yang memicu masih tingginya permintaan masyarakat dalam lelang obligasi pemerintah.
Mengutip laman Asiabondsonline, yield obligasi dalam mata uang lokal Pemerintah Indonesia pada 4 Januari 2021 sebesar 6,41%. Angka tersebut jauh di atas imbal hasil obligasi Pemerintah Filipina (4,85%), maupun obligasi Pemerintah Malaysia (3,64%).
Dengan tingginya imbal hasil tersebut membuat biaya obligasi pemerintah Indonesia menjadi lebih mahal dibandingkan dengan negara kawasan. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 4 Januari 2022 mencapai Rp 77,58 triliun.
Dari jumlah tersebut, SUN seri FR0093 paling diminati, dengan penawaran yang masuk mencapai Rp 26,82 triliun. Diikuti seri SPN12230105 dengan penawaran yang masuk mencapai Rp 12,68 triliun, kemudian seri SPN3220406 dengan penawaran yang masuk Rp 12,68, serta FR0091 dengan permintaan sebesar Rp 11,58 triliun.
Dari total penawaran yang masuk, hanya Rp 25 triliun yang dimenangkan. Rinciannya, Seri FR0091 merupakan yang terbesar dimenangkan, yakni mencapai Rp 7,5 triliun. Diikuti seri FR 0093 senilai Rp 6,3 triliun, seri FR0090 Rp 3,8 triliun. Kemudian seri FR0092 sebesar Rp 2,85 triliun, seri SPN12230105 Rp 2 triliun, seri FR0089 Rp 1,55 triliun, serta SPN03220406 sebesar Rp 1 triliun.
(Baca: Obligasi Pemerintah Indonesia Masih Menarik?)