Berdasarkan pengumuman Bursa Efek Indonesia No. Peng-00023/BEI.POP/01-2022, saham emiten konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil masuk dalam daftar indeks LQ45 dan IDX30. Namun, pergerakan saham BUMN Konstruksi yang berkode WSKT itu terus mengalami tren penurunan dalam setahun terakhir.
Harga WSKT ditutup turun 0,76% ke level Rp650 per saham pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat 11 Februari 2022, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2021, harga saham WSKT mencatat kenaikan 2,3%. Namun, bila dibandingkan dengan posisi 11 Februari 2021, saham emiten BUMN konstruksi tersebut telah anjlok lebih dari 58% (Year on Year/YoY).
Berdasarkan laporan keuangan per September 2021, Waskita Karya telah membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp252,71 miliar sepanjang periode Januari-September 2021. Angka tersebut membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana Waskita Karya mengalami kerugian sebesar Rp2,64 triliun.
Hingga akhir 2021 WSKT juga berhasil meraup nilai kontrak baru Rp20,51 triliun. Kemudian pada tahun ini WSKT menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp30 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi WSKT yang dikiriman ke Bursa Efek Indonesia, pada 10 Februari 2022 perusahaan BUMN konstruksi tersebut memberikan fasilitas pinjaman secara tunai kepada anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR) senilai Rp 6,42 triliun.
Pemberian pinjaman Waskita Karya ke anak usahanya tersebut akan digunakan antara lain untuk kebutuhan setoran modal kepada PT Waskita Toll Road (EST), PT Trans Jabar Tol (TJT) maupun PT Waskita Bumi Wira (WBW).
(Baca: 12 BUMN Bakal Terima PMN Rp 72,44 Triliun pada 2022)