Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 72,44 triliun kepada 12 BUMN pada 2022. PT Hutama Karya (Persero) rencananya diberikan PMN terbesar, yakni Rp 31,35 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
BUMN yang mendapat suntikan dana terbesar selanjutnya adalah PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) senilai Rp 9,31 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk penguatan permodalan dalam rangka restrukturisasi, pengembangan infrastruktur pariwisata dan aviasi, serta lahan dan penyelesaian proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Kemudian, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) diusulkan mendapatkan PMN sebesar Rp 8,23 trilun. Dana tersebut bakal digunakan untuk membiayai program pendanaan infrastruktur ketenagakerjaan, membangun transmisi gardu induk, serta distribusi listrik perdesaan untuk tahun 2021-2022.
Pemberian PMN juga diusulkan untuk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) masing-masing sebesar Rp 7 triliun dan Rp 4,1 triliun. PT Waskita Karya (Persero) Tbk diusulkan mendapatkan PMN sebesar Rp 3 triliun.
Lalu, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (BPUI), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Perum Perumnas, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) diusulkan mendapatkan PMN masing-masing sebesar Rp 2 triliun. Terakhir, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dan Perum Damri masing-masing sebesar Rp 1,2 triliun dan Rp 250 miliar.
Menteri BUMN Erick Tohir mengatakan, PMN merupakan salah satu instrumen yang dibutuhkan BUMN dalam menjalankan penugasan pemerintah. Apalagi, lanjut Erick, nilai PMN yang diberikan jauh lebih kecil daripada kontribusi yang diberikan BUMN kepada negara.
(Baca: Kinerja Keuangan BUMN Penerima Suntikan Modal Pemerintah)