Bijih nikel merupakan mineral untuk bahan baku pembuatan nikel murni dan berbagai produk olahan nikel.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tren produksinya di Indonesia meningkat dalam sedekade terakhir.
Pada 2013 volume produksi bijih nikel nasional mencapai 52 juta ton, lalu pada 2014-2015 produksinya sempat turun drastis.
Kemudian mulai 2017 trennya meningkat lagi, hingga mencapai 137 juta ton pada 2023 seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Sulawesi Tenggara, Provinsi Paling Kaya Nikel di Indonesia)
Sampai artikel ini diterbitkan BPS belum merilis data produksi bijih nikel periode tahun 2024.
Adapun menurut Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), produksi bijih nikel nasional tahun 2024 mencapai 298 juta ton, rekor tertinggi baru.
"Kita lihat kemarin di tahun 2024 hampir 300 juta (ton), ini untuk (bijih) nikel," kata Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey, disiarkan CNBCIndonesia.com (21/1/2025).
Meidy menyatakan peningkatan produksi bijih nikel sejalan dengan naiknya produksi nikel olahan smelter di Indonesia. Ia juga menyebut, produk nikel Indonesia sudah mendominasi pasar global.
"Sebenarnya nikel kita di Indonesia ini sudah jadi penentu dunia, terutama di tahun 2023 dan 2024 kita sudah memegang market size di atas 60%, ada yang 63% sampai 65%, khususnya nikel produksi Indonesia," kata Meidy.
(Baca: Naik-Turun Harga Nikel, Pengaruh Oversupply sampai Tren Kendaraan Listrik)