PT Freeport Indonesia (PTFI) melaporkan, total pekerja langsung dan kontraktor perusahaan tersebut mencapai 30.834 orang pada Juli 2024.
Berdasarkan wilayah tambangnya di Gresik, total pekerjanya mencapai 712 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 477 orang atau 67% dari total pekerja PTFI Gresik berasal dari Jawa Timur dan satu orang Papua.
Lalu sebanyak 212 atau 29,82% dari non-Jawa Timur. Sisanya, 23 pekerja atau 3,2% merupakan orang asing.
Melansir Katadata, terdapat dua smelter milik PTFI di Gresik, yakni smelter Manyar dan PT Smelting. Smelter PT Smelting dimiliki oleh Mitsubishi dan PTFI.
Smelter Manyar yang selesai dibangun pada Juni 2024 bekerja dengan mengolah konsentrat tembaga yang ditambang PTFI di Mimika, Papua Tengah. Dalam setahun, smelter itu bisa menampung 1,7 juta ton konsentrat dan disebut-sebut bisa menghasilkan sekitar 650 ribu ton lempeng katoda ukuran 1 x 1 meter berkadar 99,99% Cu.
Smelter itu juga menjadi pelengkap dari fasilitas smelter PT Smelting yang 65% sahamnya dimiliki PTFI. Smelter yang sudah beroperasi sejak 1996 itu baru ditingkatkan kapasitasnya 30% sehingga bisa menampung 1,3 juta ton konsentrat dan menghasilkan sekitar 350 ribu ton katoda per tahun.
Jika kinerjanya digabung, kedua smelter itu mampu mengolah total konsentrat tembaga hingga 3 juta ton dan menghasilkan sekitar 1 juta ton katoda per tahun.
Jumlah itu seharusnya bisa mengerek angka produksi katoda Indonesia hingga dua kali lipat, dan menciptakan nilai tambah seperti yang didambakan pemerintah. Namun, hitung-hitungan itu belum terwujud lantaran musibah yang menimpa Smelter Manyar.
(Baca juga: Pembayaran Royalti Freeport Indonesia Capai Rp5,8 T pada 2023)