Harga saham bank badan usaha milik negara (BUMN) kompak melemah dalam setahun terakhir.
Hal tersebut dialami PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
>
Berdasarkan data dari Investing.com, pada 10 Februari 2025 harga saham Bank Mandiri ditutup di level Rp5.000, lebih rendah 29,58% dibanding setahun sebelumnya tanggal 12 Februari 2024 (year-on-year/yoy).
Dalam periode sama harga saham BNI turun 30,25% (yoy) menjadi Rp4.150; harga saham BRI turun 34,11% (yoy) menjadi Rp3.970; dan harga saham BTN turun 30,51% (yoy) menjadi Rp945.
(Baca: Bank BUMN, Penyalur Kredit Konsumsi Terbesar di Indonesia)
Sebelumnya, harga saham bank BUMN tersebut cenderung turun selama kuartal I dan II 2024, lalu sempat menguat pada kuartal III 2024.
Namun, sejak kuartal IV 2024 trennya berbalik turun lagi sampai awal tahun ini, seperti terlihat pada grafik.
Menurut pengamat pasar modal, Michael Yeoh, penurunan ini dipengaruhi berbagai kondisi, mulai dari penguatan dolar AS sampai ketidakpastian ekonomi global.
"Kebijakan trade war [perang dagang] terakhir yang diutarakan [Presiden AS] Donald Trump mendorong capital outflow dari global ke AS. Hal ini membuat dolar menguat," kata Michael, disiarkan IDXChannel.com, Kamis (6/2/2025).
Hal senada disampaikan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Ia menilai lesunya saham perbankan dipicu sentimen eksternal terkait kebijakan dagang dan suku bunga bank sentral AS.
"Ini memberikan sentimen negatif bagi market, belum lagi Trump juga mengenakan tarif sebesar 10% atas impor barang-barang buatan China," kata Nafan, disiarkan Katadata.co.id, Senin (10/2/2025).
"Proyeksinya The Fed tidak agresif dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Kebijakan The Fed memberikan dampak kepada market Indonesia, terutama sektor perbankan," katanya.
(Baca: Harga Emas Dunia Menguat Lagi Awal 2025, Cetak Rekor Baru)