Sanksi dari negara-negara Barat kepada Rusia karena menginvasi Ukraina telah berdampak buruk terhadap rubel. Mata uang Negeri Beruang Merah tersebut terpuruk ke level terendahnya dalam 20 tahun terakhir.
Berdasarkan data Yahoo Finance, nilai tukar rubel ditutup kembali melemah 20,82% ke level 0,0077 dolar Amerika Serikat (AS) pada 7 Maret 2022. Level tersebut merupakan level terendah mata uang Rusia terhadap dolar AS.
Ketidakpastian terhadap perekonomian Rusia, membuat para pelaku pasar finansial melepas semua aset-aset dalam mata uang rubel dan mengalihkan dananya dalam mata uang dolar AS yang dianggap lebih aman dalam kondisi seperti saat ini.
(Baca: Dibombardir Sanksi Negara Barat, Obligasi Pemerintah Rusia Terancam Gagal Bayar)
Pembekuan cadangan devisa Rusia oleh negara barat, larangan impor minyak dan komoditas lainnya membuat mata uang rubel semakin tidak berharga terhadap dolar AS dan terpuruk ke level terendahnya.
(Baca: Rusia Punya Senjata Nuklir Terbanyak di Dunia)
Rusia yang terisolasi karena berbagai sanksi yang diberlakukan oleh negara barat membuat perekonomian negara tersebut akan bergantung terhadap perekonomian domestik. Seperti diketahui, Rusia merupakan negara eksportir komoditas energi dan komoditas lainnya ke kawasan Eropa.