PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba bersih sebesar Rp36,4 triliun pada kuartal III-2023. Angka ini naik 25,8% dibandingkan kuartal III-2022 (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp28,9 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, peningkatan laba bersih tersebut utamanya didorong dari pertumbuhan volume kredit pada kuartal III-2023.
“Per September 2023, kredit BCA tumbuh dua digit hampir di seluruh segmen,” kata Jahja dalam siaran pers, Kamis (19/10/2023).
Jahja mengatakan, kredit UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu naik 16,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp104,8 triliun pada kuartal III-2023. Sementara, kredit korporasi tumbuh 12,2% (yoy) mencapai Rp343,5 triliun, dan kredit komersial naik 6,5% (yoy) mencapai Rp121 triliun.
Dari segi segmen kredit konsumer, ia melanjutkan, kredit kepemilikan rumah (KPR) tumbuh 11,5% yoy menjadi Rp117,9 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 22,1% yoy menjadi Rp53,5 triliun.
Lalu, saldo penyaluran kartu kredit dan pinjaman individu juga tumbuh 15,3% (yoy) menjadi Rp15 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,4% menjadi Rp 189,6 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 12,3% (yoy) menjadi Rp766,1 triliun pada kuartal III-2023.
Adapun BCA juga membukukan pendapatan bunga bersih (net interest income) pada kuartal III-2023 sebesar Rp55,9 triliun atau naik 21,3% (yoy). Pendapatan selain bunga tumbuh 9,7% (yoy) menjadi Rp18,3 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,7% (yoy).
Secara total, pendapatan operasional BCA tercatat sebesar Rp74,2 triliun atau naik 18,2% (yoy). Seiring dengan peningkatan kualitas aset, serta biaya provisi tercatat turun Rp1,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: 10 Bank dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Asia, BCA Masuk Daftar)