Dinaikkannya suku bunga BI 7-day Reserve Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5% belum mampu menopang pergerakan rupiah. Berdasarkan data Bloomberg nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (18/5) ditutup melemah Rp 98 (0,7%) ke level 14.156/dolar Amerika Serikat. Ini merupakan level terendahnya sejak 7 Oktober 2015. Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) nilai tukar rupiah berada di level 14.107 per dolar AS.
Membaiknya perekonomian AS yang membuka ruang bagi kenaikan suku bunga The Fed hingga tiga kali lagi hingga akhir tahun memicu terapresiasinya dolar AS terhadap mata uang utama dunia. Ini tercermin dari indeks dolar AS terhadap mata uang utama dunia (DXY) yang naik 1,62 poin menjadi 93,46. Imbasnya, mata uang regional dan juga rupiah cenderung melemah mata uang Negeri Paman Sam.
Membaiknya peringkat utang Indonesia ternyata belum mampu mendorong para investor untuk berinvestasi di pasar finansial domestik. Ketidakpastian pasar finansial global terkait kenaikan suku bunga The Fed masih menjadi fokus utama para pelaku pasar. Para pengelola dan mencoba mengalihkan dana kelolaannya dari mata uang yang dianggap berisiko ke mata uang yang dianggap aman (safe haven) seperti dolar AS maupun yen Jepang. Nilai tukar rupiah untuk kontrak satu bulan ke depan berada di level Rp 14.250/dolar AS dan untuk kontrak tiga bulan ke depan Rp 14.419/dolar AS.