Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, nilai tukar rupiah berada di level 15.672 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Senin (18/3/2024).
Nilai tersebut turun dari level sebelumnya yang sebesar 15.624 per dolar AS pada perdagangan Jumat (15/3/2024). Bahkan penurunan ini sudah berlangsung sejak Kamis (7/3/2024) yang sebesar 15.658 per dolar AS.
Histori dari tahun baru, rupiah sempat menyentuh level 15.473 pada Selasa (2/1/2024). Ini menjadi level terkuat rupiah sejak awal 2024.
Lukman Leong, analis pasar uang, mengatakan dolar AS akan menguat karena investor menantikan pertemuan Bank Sentral AS (The Fed) pekan ini, seperti dikutip dari Katadata.
(Baca juga: Pasar Tunggu Pertemuan The Fed, Rupiah Melemah ke Rp 15.599 per Dolar)
“Serta mengantisipasi kemungkinan bank sentral AS, The Fed akan bernada hawkish menyusul beberapa data ekonomi yang kuat akhir-akhir ini,” ujar Lukman kepada Katadata, Senin (18/3/2024).
Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang 15.550-15.700 per dolar AS.
Hal senada diungkapkan pengamat pasar uang, Ariston Tjendra yang menilai rupiah masih berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS. Penyebabnya dipicu sentimen negatif dari inflasi AS yang naik pekan lalu.
Hasil survei CME FedWatch Tool terbaru tentang probabilitas pemangkasan suku bunga acuan AS juga menunjukkan kenaikan probabilitas suku bunga masih akan bertahan di semester satu.
“Ekspektasi bertahannya suku bunga acuan AS yang menaik ini mendorong penguatan dolar AS,” ujar Ariston. The Fed akan melangsungkan rapat pekan ini dan akan mengumumkannya pada hari Kamis (21/3/2024).
(Baca juga: Nilai Tukar Mata Uang Kawasan Asia terhadap Dolar AS Oktober 2023, Rupiah Terlemah)