Dinaikkannya peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) global menjadi BBB- sehingga masuk level layak investasi pada 19 mei 2017 membuat persepsi risiko investasi di pasar finansial domestikjuga turun. Ditambah lagi stabilnya pertumbuhan ekonomi domestik serta Fitch Ratings yang kembali menaikkan peringkat Indonesia menjadi BBB mendorong kembali masuknya investasi asing.
Pada perdagangan 25 Januari 2018, yield (imbal hasil) obligasi Indonesia dalam mata uang dolar Amerika Serikat dengan tenor 10 tahun berada di level 3,61%. Angka tersebut turun 23 basis poin (bps) dari posisi sehari sebelum dinaikkannya peringkat Indonesia oleh S&P ke level investement grade (layak invesasi). Demikian pula persepsi risiko investasi (Credit default swap/CDS) Indonesia juga turun 58,88 poin menjadi 143,7 dari sebelumnya di level 202,58.
Sebagai informasi, surat utang Indonesia yang dimiliki investor asing pada 18 Mei 2017 sebesar Rp 742,65 triliun (38,73%) dari total obligasi pemerintah. Namun, pada 23 Januari 2018 telah meningkat menjadi Rp 880,2 triliun atau meningkat 18,7%. Demikian pula porsi kepemilikan investor asingnya juga meningkat menjadi 41,1% dari total.