Menurut laporan Reuters Institute, televisi merupakan media yang paling menarik perhatian masyarakat ketika membahas perubahan iklim. Jenis media itu dipilih 35% responden.
Hal tersebut lantaran televisi menawarkan gambar bergerak kepada khalayak. Menurut Schäfer dan Schlichting (2014), gambar bergerak mampu mempengaruhi emosi manusia. Sebagai contoh, melihat gletser meleleh atau kumpulan plastik yang mengotori lautan dapat lebih berdampak dibanding sekadar membaca artikel berita.
Setelah televisi, 15% masyarakat global memperbarui informasi perubahan iklim dari organisasi media ternama. Sebanyak 13% masyarakat di dunia mengikuti berita tersebut dari sumber khusus (outlet) yang hanya membahas perubahan iklim. Sedangkan, ada 9% responden yang mengikuti berita terkait perubahan iklim dari media sosial dan blog.
(Baca: Di Mana Masyarakat Global Mengonsumsi Berita Lokal?)
Laporan Reuters Institute dibuat berdasarkan survei daring bersama YouGov pada Januari-Februari 2020. Survei tersebut dilakukan di 40 negara yang masing-masingnya terdapat 1.000-4.000 responden.