Suhu Indonesia 2025 Lebih Panas dari Tahun-Tahun Lalu

Lingkungan

Lite

Adi Ahdiat 20/10/2025 10:03 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data BMKG, rata-rata suhu Indonesia pada Januari-September 2025 lebih panas dibanding periode 1991-2020. Tren cuaca panas juga diperkirakan berlanjut sampai November 2025.

Rata-Rata Suhu Udara Bulanan di Indonesia Tahun 2025 dan Periode 1991-2020

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Suhu Indonesia 2025 Lebih Panas dari Tahun-Tahun Lalu

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Rata-Rata Suhu Udara Bulanan di Indonesia Tahun 2025 dan Periode 1991-2020

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), rata-rata suhu udara Indonesia tahun ini lebih panas dibanding tahun-tahun lalu.

Pada bulan September periode 1991-2020, rata-rata suhu udara Indonesia adalah 26,6 derajat Celsius (°C).

Namun, pada September 2025, rata-rata suhu nasional mencapai 26,9 °C. Angka ini mengalami anomali atau lebih tinggi 0,3 °C dibanding rata-rata suhu bulan September periode 1991-2020.

Tak hanya bulan September, anomali serupa konsisten terjadi sejak Januari, seperti terlihat pada grafik.

(Baca: Bumi Makin Panas, Biaya Ketahanan Pangan Makin Mahal)

BMKG juga memperkirakan, tren cuaca panas di skala nasional akan berlanjut sampai akhir Oktober atau awal November 2025.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, penyebab utama suhu panas saat ini adalah posisi gerak semu matahari serta angin Monsun Australia.

Fenomena tersebut menghambat pembentukan awan, sehingga radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal.

"Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia," kata Guswanto dalam siaran pers, Rabu (15/10/2025).

(Baca: Makin Tinggi Suhu Bumi, Makin Banyak Spesies Berisiko Punah)

Editor : Adi Ahdiat