Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), tren total biomassa hutan global berbalik arah, dari penurunan pada 1990-an menjadi kenaikan sepanjang 2000-2025.
Biomassa yang didefinisikan FAO merujuk pada bahan organik yang terdapat di atas permukaan tanah maupun di bawah tanah, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Misalnya, pohon, tanaman pertanian, rumput, serasah daun, akar, dan sebagainya.
FAO menghitung tren biomassa dari 210 negara yang melaporkan biomassa di atas permukaan tanah (aboveground) dan di bawah permukaan tanah (belowground), serta 90 negara melaporkan biomassa kayu mati (deadwood).
“Stok biomassa tumbuh sekitar 11 gigaton (11 miliar ton) antara 1990 dan 2025, sebuah peningkatan sebesar 1,6%,” jelas FAO dalam Global Forest Resources Assessment 2025.
Meskipun terjadi kenaikan dari 697,89 miliar ton pada 1990 menjadi 708,86 miliar ton pada 2025, tapi FAO mengatakan adanya pola yang kontras dalam skala regional.
(Baca: Biomassa Hutan Global Terkonsentrasi di Amerika Selatan pada 2025)
Berdasarkan pemetaan FAO, Amerika Selatan dan Afrika mengalami kerugian signifikan dalam stok biomassa selama periode tersebut, masing-masing 857 juta ton per tahun dan 529 juta ton per tahun, terutama karena hilangnya luas hutan.
“Sebaliknya, terjadi peningkatan biomassa yang substansial di Asia Timur, Eropa, dan Amerika Utara, didorong oleh ekspansi luas hutan dan peningkatan biomassa per unit area,” kata FAO.
Kondisi terbalik juga terjadi di Asia, khususnya Asia Selatan dan Tenggara. Stok biomassa mengalami penurunan signifikan pada 1990-an, menjadi peningkatan selama periode 2000-2025.
Sementara, biomassa hutan per unit area meningkat sebesar 10,5 ton per hektare (ha) secara global antara 1990-2025, atau naik 7%.
Peningkatan tersebut terjadi hampir di semua wilayah dan subregional, kecuali Karibia, Afrika Timur dan Selatan, serta Oseania, di mana biomassa tetap stabil.
“Secara global, laju peningkatan biomassa per unit area mengalami akselerasi dari 0,25 ton per ha per tahun pada 1990-2000 menjadi 0,35 ton per ha per tahun pada 2015-2025,” jelas FAO.
(Baca: Stok Karbon Hutan Global Naik pada 2025)