Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi semangka di Provinsi Papua Selatan pada tahun 2024 sebesar 347.08 ton. Data historis menunjukkan bahwa ini adalah kali pertama data produksi semangka dicatat untuk provinsi ini, sehingga belum ada perbandingan dengan tahun sebelumnya atau pertumbuhan yang dapat dihitung. Peringkat produksi semangka Papua Selatan berada di urutan ke-4 di antara pulau-pulau lain dan urutan ke-35 secara nasional.
Dibandingkan dengan beberapa provinsi lain di pulau yang sama, produksi semangka Papua Selatan masih relatif rendah. Papua mencatatkan produksi 477.8 ton dengan peringkat ke-3 di pulau Papua dan peringkat ke-32 secara nasional. Papua Barat hanya mampu memproduksi 139.5 ton, menempatkannya di peringkat ke-5 di pulau Papua dan peringkat ke-36 secara nasional.
(Baca: Tingkat Penghunian Kamar Periode 2013-2024)
Data historis untuk Papua Selatan baru tersedia untuk tahun 2024, sehingga tidak ada informasi mengenai tren kenaikan atau penurunan produksi semangka. Perlu dicatat bahwa data ini adalah data awal, sehingga belum dapat ditarik kesimpulan mengenai stabilitas atau fluktuasi produksi semangka di wilayah ini. Untuk memahami tren produksi semangka di Papua Selatan, diperlukan data dari tahun-tahun berikutnya.
Mengingat ini adalah data awal untuk Papua Selatan, belum ada anomali yang dapat diidentifikasi. Analisis lebih lanjut akan dimungkinkan setelah data dari tahun-tahun mendatang tersedia, sehingga dapat dibandingkan dengan data tahun 2024. Ke depan, data ini akan menjadi dasar untuk mengevaluasi kinerja sektor pertanian, khususnya komoditas semangka, di Papua Selatan.
Tanpa data historis yang memadai, sulit untuk memberikan rekomendasi spesifik. Namun, pemerintah daerah dapat memanfaatkan data ini sebagai dasar untuk merencanakan strategi peningkatan produksi semangka. Ini termasuk penyediaan bibit unggul, pelatihan petani, dan pengembangan infrastruktur pertanian.
Papua
Provinsi Papua menduduki peringkat ke-3 di pulau Papua dengan total produksi semangka mencapai 477.8 ton. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan yang signifikan turun 92.73%, dengan selisih penurunan mencapai 6092.2 ton. Meskipun demikian, nilai produksi tahun terakhir lebih tinggi dibandingkan nilai dua tahun sebelumnya, yaitu 4306 ton. Peringkat nasional Papua adalah 32. Penurunan produksi ini menunjukkan adanya tantangan dalam sektor pertanian semangka di Papua yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
(Baca: Jumlah Desa yang Sebagian Besar Keluarga Menggunakan Minyak Tanah untuk Memasak di Kalimantan Selatan | 2024)
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat mencatatkan produksi semangka sebesar 362.7 ton, menempatkannya di peringkat ke-6 di pulau Sulawesi. Pertumbuhan produksi semangka di Sulawesi Barat menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 47.44% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini lebih tinggi 116.7 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai dua tahun sebelumnya sebesar 156 ton, pertumbuhan ini menunjukkan potensi yang baik dalam pengembangan produksi semangka di wilayah ini. Peringkat nasional Sulawesi Barat adalah 33.
Banten
Provinsi Banten, yang terletak di pulau Jawa, menghasilkan semangka sebanyak 356.12 ton dan menempati peringkat ke-5 di pulau Jawa. Terjadi penurunan produksi turun 76.29% dibandingkan tahun sebelumnya, atau selisih penurunan turun 1145.88 ton. Data dua tahun sebelumnya menunjukkan produksi sebesar 513 ton. Peringkat nasional Banten adalah 34. Penurunan ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi semangka di Banten.
Papua Barat
Dengan produksi semangka sebesar 139.5 ton, Papua Barat menempati peringkat ke-5 di pulau Papua. Terjadi penurunan produksi yang cukup besar, yaitu -84.8%, dibandingkan tahun sebelumnya, atau turun 778.5 ton. Data dua tahun sebelumnya menunjukkan produksi sebesar 1382 ton. Peringkat nasional Papua Barat adalah 36. Penurunan ini mengindikasikan adanya masalah serius dalam sektor pertanian semangka di Papua Barat yang perlu segera diatasi.
DKI Jakarta
DKI Jakarta mencatatkan produksi semangka yang sangat rendah, hanya sebesar 0.2 ton, dan menduduki peringkat ke-6 di pulau Jawa. Terjadi penurunan yang drastis turun 80% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih penurunan turun 0.8 ton. Produksi dua tahun sebelumnya juga hanya sebesar 0.2 ton. Peringkat nasional DKI Jakarta adalah 37. Data ini mengindikasikan bahwa produksi semangka bukanlah fokus utama dalam sektor pertanian di DKI Jakarta.