Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah desa di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan yang sebagian besar keluarga menggunakan minyak tanah untuk memasak terus mengalami penurunan. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 52 desa. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 55.93% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 118 desa. Penurunan ini juga terlihat dari selisih nilai yang cukup besar, yakni -66 desa dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan penggunaan minyak tanah di Barito Kuala terlihat sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, jumlah desa tercatat 136 desa, kemudian turun menjadi 118 desa pada tahun 2021. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2020-2021 dan 2024) sebesar 102 desa, kondisi tahun 2024 menunjukkan penurunan yang cukup tajam. Jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2018, 2020, 2021 dan 2024), penurunan ini masih cukup signifikan, karena rata-rata 5 tahun terakhir berada di angka 114.5 desa.
(Baca: Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa di Perdesaan di Sulawesi Tenggara | 2024)
Secara historis, tahun 2024 menjadi titik terendah dalam penggunaan minyak tanah untuk memasak di desa-desa Barito Kuala dalam lima tahun terakhir. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan -10.53%. Sedangkan tahun 2021 -13.24% dan di tahun 2024 -55.93%.
Di tingkat pulau Kalimantan, Kabupaten Barito Kuala menempati peringkat ke-9 untuk jumlah desa yang menggunakan minyak tanah untuk memasak pada tahun 2024. Peringkat ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2021 yang berada di peringkat ke-4. Secara nasional, Barito Kuala berada di peringkat ke-129.
Anomali terjadi di tahun 2024, data menunjukkan penurunan penggunaan minyak tanah yang sangat drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Ini berbeda dengan kondisi tiga tahun terakhir di mana penurunannya tidak terlalu signifikan.
Kabupaten Seruyan
Kabupaten Seruyan, Kalimantan, mencatatkan nilai indikator sebesar 53 desa. Dengan nilai ini, Kabupaten Seruyan berada di peringkat ke-8 di pulau Kalimantan dan peringkat ke-126 secara nasional. Terjadi pertumbuhan sebesar 1.92%, dengan selisih nilai 1 desa dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi sedikit kenaikan.
Kabupaten Bombana
Kabupaten Bombana, Sulawesi, berada di peringkat ke-22 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-126 secara nasional dengan nilai indikator 53 desa. Terjadi penurunan signifikan turun 32.91%, dengan selisih nilai -26 desa dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya telah dilakukan untuk mengurangi penggunaan minyak tanah untuk memasak.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas di Papua Selatan | 2024)
Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera, dengan nilai indikator 53 desa, menempati peringkat ke-34 di pulau Sumatera dan peringkat ke-126 secara nasional. Kabupaten ini mengalami penurunan yang cukup besar, yakni -27.4% dengan selisih nilai -20 desa dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan upaya serius dalam mengurangi ketergantungan pada minyak tanah untuk memasak di wilayah tersebut.
Kabupaten Toli Toli
Kabupaten Toli Toli, Sulawesi, memiliki nilai indikator 53 desa, menempatkannya pada peringkat ke-22 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-126 secara nasional. Pertumbuhannya mencapai 1.92% dengan selisih nilai 1 desa. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit peningkatan, upaya berkelanjutan tetap diperlukan untuk mencapai penurunan yang lebih signifikan.
Kota Kupang
Kota Kupang, Nusa Tenggara dan Bali, memiliki 51 desa yang sebagian besar keluarganya menggunakan minyak tanah untuk memasak. Dengan nilai ini, Kota Kupang berada di peringkat ke-24 di pulau tersebut dan peringkat ke-131 secara nasional. Tidak terjadi perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan 0%.
Kabupaten Sigi
Kabupaten Sigi, Sulawesi, menunjukkan nilai indikator 51 desa. Dengan nilai ini, Kabupaten Sigi menempati peringkat ke-24 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-131 secara nasional. Terjadi penurunan turun 28.17% dengan selisih nilai -20 desa.
Kabupaten Gorontalo
Kabupaten Gorontalo, Sulawesi, memiliki nilai indikator 51 desa. Kabupaten Gorontalo berada di peringkat ke-24 di pulau Sulawesi dan peringkat ke-131 secara nasional. Kabupaten ini mencatat penurunan paling signifikan dibandingkan wilayah lainnya dengan pertumbuhan -48.48% dan selisih nilai -48 desa dibandingkan tahun sebelumnya.