Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2024, persentase desa di Jawa Tengah yang memiliki jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO adalah sebesar 2.58 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 6.12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penurunan ini melanjutkan tren penurunan yang telah terjadi dalam lima tahun terakhir. Data historis menunjukkan bahwa pada tahun 2018, persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO di Jawa Tengah adalah sebesar 42.63 persen. Kemudian, angka ini menurun menjadi 20.43 persen pada tahun 2019, 13.65 persen pada tahun 2020, dan 8.7 persen pada tahun 2021. Pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan turun 70.34 persen.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Kecantikan Kab. Tabalong | 2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2019-2021) sebesar 14.26 persen, persentase tahun 2024 jauh lebih rendah. Bahkan, jika dibandingkan dengan kondisi lima tahun terakhir, tren penurunan ini semakin terlihat jelas. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan penurunan turun 52.09 persen. Ranking Jawa Tengah menurut pulau juga mengalami penurunan, dari peringkat 6 pada tahun 2018 menjadi peringkat 4 pada tahun 2024. Secara nasional, ranking Jawa Tengah juga menurun, dari peringkat 18 pada tahun 2018 menjadi peringkat 33 pada tahun 2024.
Dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa pada tahun 2024, Jawa Tengah memiliki persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO lebih rendah dibandingkan Jawa Timur (3.18 persen) dan Jawa Barat (1.46 persen). Ranking Jawa Tengah di Pulau Jawa adalah 6. Secara nasional, Jawa Tengah berada di peringkat 33, di bawah Jawa Timur (peringkat 30) dan Jawa Barat (peringkat 35).
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2019, namun hal ini disebabkan oleh data awal tahun 2018 yang masih rendah. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan -36.26 persen. Anomali terlihat pada tren penurunan yang terus berlanjut, meskipun pada tahun-tahun sebelumnya sempat ada sedikit stabilisasi.
Jawa Timur
Jawa Timur menempati peringkat ke-3 di Pulau Jawa dengan persentase desa yang memiliki jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO sebesar 3.18 persen. Meskipun demikian, terjadi penurunan signifikan turun 64.84 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan selisih nilai turun 5.86. Secara nasional, Jawa Timur menduduki peringkat ke-30. Penurunan yang tajam ini menunjukkan perlunya perhatian lebih lanjut terhadap pemerataan akses jaringan di wilayah tersebut.
(Baca: Angka Harapan Hidup (AHH) Laki-Laki di Jawa Barat | 2024)
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat mencatatkan persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO sebesar 3 persen. Daerah ini menduduki peringkat ke-2 di antara pulau-pulau Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan mengalami penurunan -56.27 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan penurunan turun 3.86, Nusa Tenggara Barat perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan infrastruktur jaringan di wilayah pedesaan. Secara nasional, daerah ini berada di urutan ke-31.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO sebesar 2.5 persen dan berada pada peringkat ke-6 di Pulau Sulawesi. Dengan penurunan turun 70.48 persen dan selisih nilai turun 5.98, menunjukkan adanya tantangan besar dalam pengembangan jaringan di wilayah ini. Secara nasional, Sulawesi Utara menempati peringkat ke-34.
Jawa Barat
Jawa Barat memiliki persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO sebesar 1.46 persen. Jawa Barat menempati urutan ke-5 di Pulau Jawa. Pertumbuhan mengalami penurunan -78.72 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan penurunan turun 5.4, Jawa Barat perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan infrastruktur jaringan di wilayah pedesaan. Secara nasional, daerah ini berada di urutan ke-35.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung memiliki persentase desa dengan jaringan sinyal 3G/H/H+/EVDO sebesar 1.27 persen. Daerah ini menduduki peringkat ke-10 di antara pulau-pulau Sumatera. Pertumbuhan mengalami penurunan -68.75 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan penurunan turun 2.8, Bangka Belitung perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan infrastruktur jaringan di wilayah pedesaan. Secara nasional, daerah ini berada di urutan ke-36.