Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, terdapat 38.462 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tersebar di Indonesia hingga Februari 2024. Kemenkes memprediksi angka kasus bisa naik tahun ini.
“Untuk 2024 kami prediksi (kasus DBD) juga meningkat karena perubahan curah hujan dan El Nino yang semakin lama semakin sulit diprediksi berdasarkan laporan BMKG,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (25/5/2024).
Dari kasus tersebut, 316 di antaranya berujung kematian. Dante mengatakan, case fatality rate DBD ini sebesar 0,82.
“(Angka) kematian ini masih cukup tinggi, kami terus identifikasi dan tren karena kematian karena dengue ini terjadi beberapa tempat,” katanya.
Berdasarkan provinsinya, kasus kematian akibat DBD tertinggi terdapat di Jawa Barat dengan jumlah 94 jiwa. Lalu diikuti Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan total kematian masing-masing sebanyak 77 kematian dan 37 kematian.
Adapun lima kota dengan kasus kematian akibat DBD tertinggi, yaitu Jepara (17 kematian), Bandung (14 kematian), Subang (13 kematian), Kendal (13 kematian), dan Blora (9 kematian).
Menanggapi tingginya kasus dengue hingga menimbulkan kematian, pemerintah melakukan pencegahan melalui penyebaran teknologi nyamuk wolbachia.
Selain itu, Kemenkes juga menyediakan vaksin dengue sebagai upaya pencegahan. Vaksin ini terdiri dari dua jenis, yakni vaksin dengvaxia dan vaksin qdenga.
“Ini diberikan pada beberapa anak, memang belum menjadi program nasional tetapi pada beberapa daerah secara inisiatif sudah melakukan vaksinasi ini secara lokal,” kata Dante.
(Baca: Ada 627 Kasus DBD di Jakarta Awal 2024, Ini Sebarannya)