Hampir setengah penduduk perdesaan di Indonesia masih menggunakan kayu bakar untuk memasak. Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai kesehatan lingkungan mencatat meski 51 persen warga telah beralih ke Elpiji 3 kilogram, namun masih terdapat 41,45 persen rumah tangga di desa yang menggunakan kayu bakar. Penggunaan kayu bakar di desa tergolong besar apabila dibandingkan di perkotaan. Warga kota telah meninggalkan kayu bakar untuk memasak, penggunaan kayu bakar di kota hanya 7,45 persen.
Penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak tergolong tidak ramah lingkungan. BPS menyebutkan asap yang dihasilkan kayu bakar setara dengan bahaya polusi kendaraan bermotor yang membahayakan kesehatan. Meski demikian banyak warga yang tetap menggunakan kayu bakar dibanding elpiji karena faktor harga dan kebiasaan.