Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Persentase Desa yang Sebagian Besar Keluarga Menggunakan Gas Kota untuk Memasak di Provinsi Banten pada tahun 2024 mencapai 3.35 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 1.87 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Data historis menunjukkan, pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2024, yaitu sebesar 126.08 persen. Sementara itu, pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2021, dengan penurunan turun 4.16 persen.
Dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya (2019-2021) yang sebesar 0.69 persen, persentase pada tahun 2024 jauh lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2018-2021, 2024) yang sebesar 1.64 persen, pertumbuhan di tahun 2024 masih lebih baik. Fluktuasi terlihat jelas dalam lima tahun terakhir, dengan kenaikan signifikan di tahun 2018 dan 2024, serta penurunan di tahun 2019 dan 2021. Ini menunjukkan dinamika dalam adopsi gas kota sebagai sumber energi memasak di Banten.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Asuransi dan Dana Pensiun Periode 2013-2024)
Secara peringkat di Pulau Jawa, Banten berada di posisi kedua pada tahun 2024. Sementara secara nasional, Banten menduduki peringkat kelima. Peringkat ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, di mana Banten selalu berada di peringkat delapan. Nilai 3.35 persen ini juga menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2024 dengan 1.87 persen.
Terjadi anomali pada tahun 2019, di mana terjadi penurunan pertumbuhan turun 86.21 persen. Hal ini berbeda dengan tren tiga tahun terakhir, yang menunjukkan pertumbuhan positif meskipun fluktuatif. Penurunan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data menunjukkan, adopsi gas kota di Banten mengalami pasang surut dalam beberapa tahun terakhir.
Secara keseluruhan, persentase penggunaan gas kota untuk memasak di Banten pada tahun 2024 menunjukkan perkembangan positif. Meskipun terdapat fluktuasi dan anomali pada tahun-tahun sebelumnya, peningkatan signifikan di tahun 2024 memberikan harapan akan adopsi gas kota yang lebih luas di masa depan. Upaya berkelanjutan untuk mendorong penggunaan gas kota sebagai sumber energi yang lebih bersih dan efisien perlu terus dilakukan.
DKI Jakarta
DKI Jakarta memimpin di Pulau Jawa dengan persentase 7.87 persen, menjadikannya yang tertinggi di pulau tersebut. Meskipun demikian, terjadi penurunan turun 36.36 persen. Nilai ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. DKI Jakarta tetap menjadi yang terdepan dalam penggunaan gas kota di Jawa, meskipun mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa adopsi gas kota di Jakarta cenderung mengalami stagnasi.
(Baca: Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa di Periode 2013-2024)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menempati peringkat kedua secara nasional dengan persentase 5.48 persen, mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 47.94 persen. Peningkatan ini menunjukkan adanya upaya yang berhasil dalam mendorong adopsi gas kota di wilayah tersebut. Pertumbuhan yang tinggi ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti infrastruktur yang memadai dan kebijakan pemerintah daerah yang mendukung.
Kalimantan Timur
Dengan persentase 5.23 persen, Kalimantan Timur berada di urutan ketiga secara nasional. Pertumbuhan sebesar 30.2 persen menunjukkan kemajuan dalam adopsi gas kota di wilayah tersebut. Peringkat ini menunjukkan bahwa Kalimantan Timur termasuk daerah yang progresif dalam pemanfaatan gas kota. Angka pertumbuhan yang positif ini menandakan kesadaran dan kebutuhan akan energi bersih di masyarakat Kalimantan Timur.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara mencatat persentase sebesar 5.17 persen, menempati posisi keempat secara nasional. Pertumbuhan sebesar 18.56 persen menunjukkan adanya peningkatan dalam penggunaan gas kota di wilayah ini. Meskipun tidak setinggi Sumatera Selatan atau Kalimantan Timur, pertumbuhan ini tetap positif dan menunjukkan adanya perkembangan yang baik.
Banten
Banten dengan persentase 3.35 persen menempati urutan kelima secara nasional. Pertumbuhan sebesar 126.08 persen merupakan yang tertinggi di antara kelima provinsi tersebut. Peningkatan ini menunjukkan adanya upaya yang sangat berhasil dalam mendorong adopsi gas kota di Banten. Meskipun berada di peringkat kelima secara nasional, pertumbuhan yang tinggi ini menunjukkan potensi besar bagi Banten untuk terus meningkatkan penggunaan gas kota di masa depan.