Kasus Covid-19 di DKI Jakarta semakin melandai. Hal ini berimbas pada tingkat kepositifan (positivity rate) Covid-19 di Ibu Kota yang menunjukkan tren turun pada September 2022.
Menurut data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, positivity rate Covid-19 di Ibu Kota mencapai 11,5% per 24 September 2022.
Angka tersebut menurun dibandingkan sebulan sebelumnya. Per 24 Agustus 2022, positivity rate Covid-19 DKI Jakarta masih sebesar 17,3%.
Begitu pula jika dibandingkan dua bulan sebelumnya, di mana positivity rate Covid-19 DKI Jakarta masih sebesar 16,4% pada 24 Juli 2022.
Meski menurun, positivity rate Covid-19 DKI Jakarta masih di atas standar atau batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 5%.
Adapun Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Riris Andono Ahmad menilai Covid-19 sudah tidak lagi menjadi perhatian utama masyarakat luas. Hal ini terkait pernyataan WHO yang menyebut bahwa akhir pandemi Covid-19 telah di depan mata.
Meski pandemi akan berganti menjadi endemi, Riris mengatakan bahwa virus Covid-19 pada kenyataannya masih ada secara global.
"Tidak berarti pandemi itu berakhir kemudian Covid-19 tidak ada sama sekali dan tidak ada penularan. Tidak seperti itu. Covid-19 tetap ada dan masyarakat akan hidup berdampingan dengan virusnya," ujar Riris dalam keterangan pers di laman resmi UGM, Kamis (22/9/2022).
Riris mengatakan bahwa Covid-19 merupakan panyakit yang masih terjadi penularannya. Hanya saja, tingkat keparahan infeksinya saat tertular penyakit ini sudah jauh berkurang.
Maka dari itu, masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Caranya, yakni dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
(Baca: Lewati Batas Aman, Positivity Rate Covid-19 Jakarta Capai 16,5%)