Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 02, menjanjikan makan siang dan susu gratis bagi seluruh murid sekolah jika dia terpilih menjadi presiden. Dia juga berjanji memberikan bantuan gizi untuk ibu hamil.
Melansir Katadata, janjinya kebutuhan gizi itu bagian dari delapan Program Hasil Cepat 2024-2029. “Rencana kami memberi makan siang dan minum susu gratis untuk semua murid di sekolah, di pesantren, anak-anak balita, dan bantuan gizi untuk ibu hamil,” kata Prabowo beberapa waktu lalu.
Lantas bagaimana tren konsumsi susu orang Indonesia selama ini?
Data Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang dihimpun Statista menunjukkan, rata-rata konsumsi susu tiap orang di Indonesia mencapai 4,61 kilogram (kg) per kapita per tahun pada 2011. Angka ini merupakan yang tertinggi selama sedekade terakhir.
Angkanya kemudian turun dua tahun berturut-turut, bahkan ambles hingga 3,59/kg/kapita/tahun pada 2013. Meski sempat naik lagi, namun konsumsi per kapita Indonesia belum menandingi capaian 2011. Data terakhir pada 2020, konsumsi susu orang Indonesia mencapai 4,03/kg/kapita/tahun.
OECD memproyeksikan, konsumsi susu tiap orang justru turun sedikit pada 2021, mencapai 3,92/kg/orang/tahun. Pada 2022-2023 ini diproyeksikan naik tipis, masing-masing sebesar 4,02 dan 4,13/kg/kapita/tahun.
Adapun proyeksi akhir OECD yakni pada 2031 mendatang mencapai 5,01/kg/orang/tahun.
Melansir Katadata, tingkat konsumsi susu orang Indonesia sebenarnya sangat rendah. Berdasarkan acuan Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi masuk dalam kategori rendah jika kurang dari 30/kg/kapita/tahun.
Sebagai informasi, konsumsi per kapita adalah jumlah suatu komoditas tertentu yang digunakan per orang. Angka tersebut diperoleh dengan membagi total konsumsi dengan total populasi.
(Baca juga: Tren Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia Terus Membaik dalam 4 Tahun Terakhir)