Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi di Sumatera Barat pada tahun 2024 sebanyak 20.398 pekerja. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 36,57% dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 32.160 pekerja. Penurunan ini cukup signifikan setelah sebelumnya mengalami kenaikan cukup tinggi. Secara historis, jumlah pekerja di sektor ini fluktuatif.
Pada tahun 2024, Sumatera Barat menempati peringkat ke-3 di Pulau Sumatera dalam hal jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi, dan peringkat ke-14 secara nasional. Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang menempati ranking ke-2 di Pulau Sumatera dan ke-9 secara nasional.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Nusa Tenggara Timur 2018 - 2024)
Kenaikan tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir terjadi pada tahun 2023, dengan pertumbuhan mencapai 40,05%. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2018, yaitu turun 13,76%. Jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah pekerja dalam lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 25.169 pekerja, jumlah pekerja pada tahun 2024 lebih rendah.
Jumlah pekerja di sektor jasa keuangan dan asuransi di Sumatera Barat mengalami fluktuasi selama periode 2015-2024. Tahun 2024 menunjukkan penurunan signifikan setelah mengalami peningkatan tajam di tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi anomali mengingat tren yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Penurunan pada tahun 2024 perlu dicermati lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengingat sektor jasa keuangan dan asuransi memiliki peran penting dalam perekonomian daerah. Perlu dilakukan analisis lebih mendalam untuk mengetahui apakah penurunan ini bersifat sementara atau merupakan indikasi perubahan struktural dalam sektor tersebut.
Nusa Tenggara Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat menempati peringkat ke-3 di antara pulau-pulau di Indonesia. Dengan nilai 27.226, terdapat sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana besar selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah -1018. Terjadi penurunan pertumbuhan turun 3.6 persen.
(Baca: PDB Paritas Daya Beli (PPP) Andorra 2015 - 2024)
DI Yogyakarta
Dengan nilai 23.005, DI Yogyakarta berada di urutan ke-12 secara nasional. Terjadi penurunan nilai yang cukup signifikan dengan selisih turun 2880. Pertumbuhan di DI Yogyakarta juga mengalami penurunan turun 11.13 persen.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di peringkat ke-13 se-Indonesia dengan nilai 22.953. Provinsi ini mengalami penurunan yang cukup besar, dengan selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya turun 4716. Pertumbuhan di Sumatera Selatan juga tercatat negatif, yaitu -17.04 persen.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur berada di urutan ke-15 dengan nilai 20.050. Penurunan juga terjadi di provinsi ini, dengan selisih nilai -3483. Pertumbuhan Kalimantan Timur tercatat turun 14.8 persen.
Riau
Riau menempati urutan ke-16 secara nasional dengan nilai 18.915. Dibandingkan tahun sebelumnya, Riau mengalami penurunan yang cukup signifikan, dengan selisih nilai turun 12455. Penurunan pertumbuhan yang dialami Riau tercatat turun 39.7 persen.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan yang sangat mencolok, dengan pertumbuhan mencapai 186.6 persen. Kepulauan Riau menempati ranking ke-5 di Pulau Sumatera. Dengan nilai 18.351, selisih nilai dengan tahun sebelumnya mencapai 11948.