Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Jumlah Pekerja di Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang di Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2024 sebanyak 6040 pekerja. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 52.88% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini setara dengan berkurangnya 6778 pekerja. Dari data historis yang tersedia, terlihat bahwa jumlah pekerja pada sektor ini fluktuatif dalam sepuluh tahun terakhir.
Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) sebesar 10051.67 pekerja, kondisi tahun 2024 mengalami penurunan yang signifikan. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar 10035 pekerja, penurunan ini juga cukup besar. Pada tahun 2024, Sumatera Utara berada di peringkat ke-3 di pulau Sumatera. Ranking ini turun dari tahun sebelumnya. Dalam skala nasional, Sumatera Utara berada di peringkat ke-10.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Kepulauan Mentawai Menurut Sektor pada 2024)
Kenaikan tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir terjadi pada tahun 2019, dengan peningkatan sebesar 122.14% atau bertambah 8165 pekerja. Sebaliknya, penurunan terendah terjadi pada tahun 2018, dengan penurunan turun 22.38%. Kondisi pada tahun 2024 menjadi anomali, karena penurunan yang sangat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan di tahun 2024 ini mematahkan tren positif yang sempat terlihat di tahun 2023.
Pada tahun 2024, Sumatera Utara menempati peringkat ke-3 di Pulau Sumatera. Nilai tahun terakhir sebesar 6040 pekerja. Peringkat ini sama dengan tahun 2015. Sementara untuk peringkat secara nasional, Sumatera Utara berada di posisi ke-10, turun dibandingkan tahun 2023 yang berada di peringkat ke-4.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang di Sumatera Utara mengalami fluktuasi dalam satu dekade terakhir. Penurunan tajam pada tahun 2024 perlu menjadi perhatian dan memerlukan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor penyebabnya.
Banten
Di Banten, jumlah pekerja di sektor ini mencapai 3959 orang, menempatkannya pada posisi ke-2 di Pulau Jawa dalam hal jumlah pekerja. Pertumbuhan sektor ini sangat signifikan mencapai 215.96%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa Banten mengalami perkembangan yang pesat dalam sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang. Secara nasional, Banten menduduki peringkat ke-13, menunjukkan potensi besar yang dimiliki dalam sektor ini dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Mamuju Utara Menurut Sektor pada 2024)
DI Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DI Yogyakarta) mencatatkan 4317 pekerja di sektor terkait, menempatkannya pada peringkat ke-12 secara nasional. Pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar 92.98%. Meskipun jumlah pekerjanya lebih sedikit dibandingkan beberapa provinsi lain, DI Yogyakarta menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan sektor ini, tercermin dari pertumbuhan yang signifikan. Secara keseluruhan, DI Yogyakarta memiliki potensi untuk terus mengembangkan sektor ini dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki 5905 pekerja di sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang. NTB menempati peringkat ke-11 secara nasional. Pertumbuhan sektor ini sedikit meningkat sebesar 2.82%. Peningkatan ini menandakan bahwa NTB mengalami perkembangan yang stabil dalam sektor ini. Nusa Tenggara Barat menunjukkan potensi yang cukup besar untuk terus mengembangkan sektor ini dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan mencatatkan 6117 pekerja di sektor ini. Peringkat ke-9 secara nasional. Pertumbuhan Kalimantan Selatan di sektor ini cukup signifikan, yaitu sebesar 13.07%. Pertumbuhan yang positif ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang di Kalimantan Selatan mengalami perkembangan yang menggembirakan. Kalimantan Selatan berpotensi untuk terus mengembangkan sektor ini dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan mencatatkan 6826 pekerja di sektor ini. Hal ini menempatkannya pada peringkat ke-8 secara nasional. Pertumbuhan di Sulawesi Selatan sangat tinggi mencapai 202.04%. Angka ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang di Sulawesi Selatan berkembang pesat. Sulawesi Selatan memiliki potensi yang sangat besar untuk terus mengembangkan sektor ini dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat memiliki 7201 pekerja di sektor ini. Menempatkannya pada peringkat ke-7 secara nasional. Kalimantan Barat mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 11.87%. Pertumbuhan yang positif ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang di Kalimantan Barat mengalami kemajuan. Kalimantan Barat memiliki potensi untuk terus mengembangkan sektor ini dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah.