Laba bersih PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tercatat sebesar Rp10,03 triliun pada kuartal I-2022, naik hampir 70% dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Perolehan laba tersebut didukung oleh sejumlah faktor, di antaranya aset perseroan yang tumbuh 9,5% (yoy) menjadi Rp1.734,1 triliun pada kuartal I-2022.
Kredit konsolidasi dari emiten bank dengan kode saham BMRI ini juga tumbuh 8,9% (yoy) menjadi Rp1.073 triliun.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) Bank Mandiri tercatat turun 49 poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni menjadi 2,66% per kuartal I-2022.
Pertumbuhan kredit Bank Mandiri juga tercatat cukup merata di berbagai segmen. Segmen wholesale mampu tumbuh 7% (yoy) atau mencapai Rp549,8 triliun di akhir Maret 2022. Selain itu, kredit ritel Bank Mandiri tercatat mencapai Rp292,5 triliun atau tumbuh 10,37% (yoy).
Kemudian segmen mikro ditopang oleh penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp10,49 triliun per Maret 2022. Realisasi tersebut setara dengan 26,2% dari total plafon KUR yang dimandatkan oleh pemerintah, yakni Rp40 triliun sepanjang tahun 2022.
Jika dilihat trennya, besaran laba bersih Bank Mandiri per kuartal I cenderung fluktuatif selama lima tahun terakhir. Pada 2018 hingga 2020, jumlah laba bersih bank berpelat merah ini cenderung melonjak. Namun, pada 2021 jumlahnya sempat turun hingga 25%.
(Baca Juga: Profit 4 Bank BUMN Melesat Tajam)