Bank Indonesia (BI) memprediksi kebutuhan korporasi akan dana pinjaman dari perbankan umumnya bakal melambat dalam beberapa bulan ke depan.
"Kebutuhan pembiayaan 3 bulan yang akan datang (Juli 2022) diprakirakan melambat dibandingkan bulan sebelumnya," tulis BI dalam laporan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan, Jumat (19/5/2022).
Menurut survei BI, perlambatan kebutuhan kredit ini terutama berasal dari sektor informasi dan komunikasi, pertanian, serta perdagangan.
Mayoritas atau 31,8% korporasi yang disurvei mengaku kebutuhan kreditnya melambat sebagai dampak dari masih lemahnya permintaan mitra dagang.
Kemudian 18,2% responden korporasi masih pesimistis akan meningkatnya permintaan masyarakat, dan 13,6% masih mengalami penundaan rencana investasi.
Ada pula 9,1% responden korporasi yang kebutuhan kreditnya melambat karena ada perubahan regulasi dalam mendapatkan dukungan pembiayaan.
Sebagian besar atau 62,5% responden korporasi masih akan mengandalkan pembiayaan dari dana sendiri (laba ditahan) sampai Juli 2022.
Namun, ada pula beberapa sektor yang kebutuhan kredit perbankannya meningkat.
"Terdapat beberapa sektor yang masih mengalami kebutuhan pembiayaan, antara lain pertambangan, real estat, dan transportasi dan pergudangan," tambah BI.
Menurut BI, sektor-sektor tersebut memerlukan kredit perbankan untuk mendukung aktivitas operasional, serta membayar kewajiban yang jatuh temponya tidak bisa diperpanjang atau roll over.
(Baca Juga: Survei BI: Banyak Perusahaan Butuh Biaya, tapi Tidak Pinjam ke Bank)