PT Bank Central Asia Tbk (BCA) beserta entitas anak perusahaannya membukukan laba bersih Rp48,6 triliun sepanjang 2023.
Capaian itu melonjak 19,4% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.
Selama periode 2019-2023, laba bersih emiten berkode BBCA ini cenderung meningkat, kecuali pada 2020.
Di tahun awal pandemi Covid-19 tersebut, laba bersih bank milik keluarga Hartono itu sempat turun 4,98% (yoy).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pencapaian laba BCA pada 2023 ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.
Ia mengatakan, peningkatan volume kredit BCA tumbuh dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
Per Desember 2023, kredit korporasi melonjak 15% (yoy) menjadi Rp368,7 triliun. Sementara kredit komersial naik 7,5% (yoy) menjadi Rp126,8 triliun.
Kemudian kredit UKM melesat 16% (yoy) menjadi Rp107,9 triliun. Menurut Jahja, pertumbuhan kredit UKM menjadi yang tertinggi di segmen kredit bisnis.
Jahja juga melaporkan, pemesanan baru kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) di BCA naik masing-masing 2,3 kali lipat dan 2,6 kali lipat dalam tiga tahun terakhir.
Pencapaian ini turut mendorong outstanding KPR hingga naik 11,7% (yoy) menjadi Rp121,8 triliun, serta KKB naik 20,8% (yoy) menjadi Rp56,9 triliun per Desember 2023.
Saldo outstanding pinjaman personal juga melesat 21,7% (yoy) menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumen naik 14,8% (yoy) menjadi Rp198,8 triliun.
"Secara total, kredit BCA naik 13,9% (yoy) menjadi Rp 810,4 triliun," kata Jahja dalam siaran persnya, Kamis (25/1/2024).
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA juga naik 6% (yoy) menjadi Rp1.102 triliun, mendorong total aset BCA naik 7,1% (yoy) menjadi Rp1.408 triliun.
(Baca: Adu Laba 5 Bank Besar di Indonesia Kuartal III-2023, Siapa Teratas?)