Perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak penghujung Februari 2022 telah memicu kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia, hingga mendorong laju inflasi tinggi di berbagai negara.
Demi meredam laju inflasi tersebut, bank sentral di sejumlah negara telah menaikkan suku bunga acuannya pada periode Maret-April 2022.
Bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 0,5% pada Maret 2022. Langkah tersebut diambil guna meredam laju inflasi yang telah mencapai 8,5% (year on year/yoy) pada Maret lalu.
Di AS, bulan lalu inflasi makanan sudah mencapai 8,8% (yoy), sementara inflasi energinya mencapai 32% (yoy) seiring kenaikan harga komoditas di pasar global.
(Baca: Inflasi AS Makin Tinggi pada Maret 2022, Ini Rinciannya)
Bank sentral Sri Lanka bahkan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 700 bps menjadi 13,5% untuk memerangi inflasi yang telah mencapai 18,8% pada Maret 2022.
Bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuannya sebesar 250 bps menjadi 47% pada Maret 2022. Demikian pula bank sentral Pakistan menaikkan suku bunga sebesar 250 bps menjadi 12,25% pada April 2022.
Sementara bank sentral Indonesia (Bank Indonesia/BI) kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level terendahnya 3,5% untuk yang ke-14 kalinya dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung 18-19 April 2022. Langkah tersebut diambil untuk menjaga stabilitas serta memperkuat pemulihan ekonomi.