Berdasarkan laporan Work Relationship Index edisi 2023 dari Hewlett-Packard (HP), di 12 negara yang disurvei, secara rata-rata hanya ada 27% karyawan yang merasa punya hubungan sehat dengan pekerjaannya.
HP mengukur kualitas hubungan pekerja itu melalui 6 indikator utama, yaitu kepuasan dalam bekerja, pengembangan kemampuan kerja, kualitas kepemimpinan di kantor, pengambilan keputusan bersama (people-centricity) dalam pekerjaan, alat kerja penunjang, hingga fleksibilitas ruang kerja.
Berdasarkan indikator penilaian tersebut, India menjadi negara yang karyawannya paling banyak punya hubungan sehat dengan pekerjaan, dengan proporsi 50%. Ini merupakan angka tertinggi di antara 12 negara yang disurvei.
Kemudian di urutan kedua ada Indonesia, dengan proporsi 38% responden yang merasakan hubungan sehat serupa.
Adapun dari seluruh negara yang disurvei, proporsi karyawan yang punya hubungan sehat dengan pekerjaan umumnya hanya sedikit, yakni di bawah 50%. Hal ini juga ditemukan di negara-negara berpendapatan tinggi, seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Jepang seperti terlihat pada grafik.
"Angka-angka rendah itu adalah peringatan. Banyaknya hubungan yang tidak sehat dengan pekerjaan berdampak buruk bagi karyawan, dan buruk bagi bisnis," kata tim riset HP dalam laporannya.
"Ketika pekerjaan berdampak negatif pada karyawan secara emosional dan fisik, karyawan cenderung makan dengan buruk, kurang berolahraga, sulit tidur di malam hari, berat badan bertambah, merasa gagal, merasa terisolasi, dan banyak lagi," lanjutnya.
Survei yang dilakukan HP ini melibatkan 16.828 responden yang tersebar di 12 negara. Di Indonesia, terdapat 1.401 responden yang berpartisipasi.
Responden berasal dari kalangan pekerja intelektual (knowledge worker), karyawan pengambil keputusan di bidang teknologi informasi, dan pemimpin bisnis. Survei dilakukan secara online selama periode 9 Juni-10 Juli 2023.
(Baca juga: 10 Negara dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi Dunia, Afrika Selatan di Puncak)