Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terus berkembang hingga mampu melakukan berbagai pekerjaan manusia.
Adapun pekerjaan yang paling berpotensi dikerjakan secara otomatis menggunakan AI adalah klerek (clerks), yakni pekerjaan terkait pencatatan atau administrasi perkantoran.
Hal ini terlihat dari Global Index of GenAI Exposure atau indeks paparan AI yang dirilis International Labour Organization (ILO) pada Mei 2025.
(Baca: Sektor Industri yang Mempekerjakan Agen AI pada 2025)
ILO merumuskan indeks paparan AI dengan rentang skor 0 sampai 1. Makin tinggi skornya, maka suatu pekerjaan dinilai makin berpotensi diotomatisasi AI.
Dari sekitar 420 jenis pekerjaan yang diriset, ILO menemukan ada 13 pekerjaan dengan indeks paparan AI tertinggi yang skornya 0,6 ke atas, mayoritas terkait posisi klerek.
Di peringkat pertama ada pekerjaan data entry clerks atau klerek pengentri data, diikuti juru ketik, klerek akuntansi, dan klerek statistik.
Namun, tak hanya klerek, AI juga berpotensi besar melakukan beberapa pekerjaan bidang keuangan, yaitu dealer/broker sekuritas, analis keuangan, dan petugas kredit/pinjaman.
Ada juga pekerjaan bidang digital yang berpeluang tinggi diotomatisasi AI, yaitu pengembang web/multimedia, dengan skor seperti terlihat pada grafik.
"Paparan ini tidak menyiratkan adanya otomatisasi dalam waktu dekat di seluruh pekerjaan tersebut, tapi menunjukkan potensi bahwa sebagian besar tugasnya bisa dilakukan dengan teknologi AI generatif," kata ILO dalam laporannya.
"Apakah hal ini akan menyebabkan hilangnya pekerjaan atau penggantian tenaga kerja, itu merupakan pertanyaan yang lebih kompleks—bergantung pada keputusan dalam mengadopsi teknologi, dan sejauh mana individu dalam pekerjaan tersebut diberi kesempatan untuk belajar dan beradaptasi," kata mereka.
(Baca: Rencana Pemimpin Bisnis di Indonesia terkait Pengembangan AI)