Lapangan kerja kelas menengah Indonesia mengalami pergeseran dalam sedekade terakhir.
Hal ini terlihat dari data yang dipaparkan Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Rabu (28/8/2024).
(Baca: Hanya 17% Penduduk Indonesia yang Masuk Kelas Menengah)
Merujuk data tersebut, proporsi kelas menengah Indonesia yang bekerja di sektor jasa mencapai 67,78% pada 2014. Namun, trennya kemudian cenderung turun hingga menjadi 57,05% pada 2024.
Seiring dengan itu kelas menengah yang bekerja di sektor industri cenderung meningkat dari 19,33% (2014) menjadi 22,98% (2024).
Hal serupa terjadi di sektor pertanian yang proporsinya cenderung naik dari 12,9% (2014) menjadi 19,97% (2024).
BPS mendefinisikan kelas menengah sebagai masyarakat yang memiliki rentang pengeluaran antara 3,5 sampai 17 kali lipat dari garis kemiskinan nasional.
Jika dihitung dengan garis kemiskinan Maret 2024 yang nilainya Rp582,9 ribu per kapita per bulan, kelas menengah Indonesia tahun ini memiliki kisaran nominal pengeluaran Rp2,04 juta sampai Rp9,91 juta per kapita per bulan.
(Baca: Populasi Kelas Menengah Indonesia Kian Berkurang)