Nilai perdagangan Indonesia dengan Kanada tumbuh 29,57% menjadi US$3,12 miliar pada 2021 dibanding tahun sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Demikian pula sepanjang periode Januari-Februari 2022, nilai perdagangan kedua negara juga meningkat 43,88% menjadi US$602,25 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai ekspor Indonesia ke Kanada tumbuh 34,53% menjadi US$1,06 miliar pada 2021. Sementara nilai impor Indonesia dari Kanada meningkat 27,14% menjadi US$2,05 miliar pada tahun lalu.
Alhasil, neraca perdagangan Indonesia dengan Kanada mengalami defisit US$999,65 juta sepanjang tahun lalu. Defisit tersebut melebar 5,06% dibanding tahun sebelumnya yang hanya US$825,98 juta. Dalam 5 tahun terakhir, Indonesia selalu mengalami defisit perdagangan dengan Kanada seperti terlihat pada grafik.
Impor Indonesia dari Kanada terbesar berupa biji gandumg dan meslin dengan volume mencapai 1,92 juta ton dengan nilai US$639,28 juta. Diikuti pupuk buatan seberat 1,8 juta ton senilai US$545,68 juta.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly Bersama delegasinya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/4). Dalam pertemuan tersebut terjadi pembahasan terkait Kerja sama ekonomi antar kedua negara.
Kanada merupakan salah satu mitra perdagangan dan investasi yang cukup penting bagi Indonesia untuk kawasan Amerika Utara.
(Baca: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Turun 52,5% per Januari 2022)