Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia mencapai US$24,41 miliar pada Oktober 2024. Nilainya naik 10,69% dibanding September 2024 (month-to-month/mtm).
Kenaikan ekspor ini didorong oleh pertumbuhan di sektor nonmigas maupun migas.
Pada Oktober 2024 ekspor nonmigas naik 10,35% (mtm) menjadi US$23,07 miliar, ditopang menguatnya 7 dari 10 komoditas ekspor nonmigas utama.
Ekspor komoditas lemak dan minyak hewani/nabati naik paling tinggi hingga 52,67% (mtm) menjadi US$3,03 miliar.
Diikuti ekspor alas kaki yang naik 25,87% (mtm) menjadi US$752,2 juta, serta ekspor mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya naik 20,28% (mtm) menjadi US$674,2 juta.
Nilai ekspor migas juga tumbuh 16,88% (mtm) menjadi US$1,35 miliar pada Oktober 2024.
Hal ini didorong oleh ekspor hasil minyak yang naik 28,55% (mtm) dan gas alam yang naik 23,45% (mtm). Sementara, nilai ekspor minyak mentah turun 22,82% (mtm).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia pada Januari-Oktober 2024 mencapai US$217,24 miliar. Nilainya naik 1,33% dibanding periode sama tahun lalu (cumulative-to-cumulative/ctc).
Kenaikan kumulatif itu didorong oleh ekspor nonmigas yang tumbuh 1,48% (ctc), sedangkan ekspor migas turun 1,05% (ctc).
(Baca: Surplus Neraca Dagang RI Menyusut pada Oktober 2024)