Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode Januari-Agustus 2024 Indonesia mengimpor susu sebanyak 321,04 ribu ton.
Angka tersebut merupakan volume impor komoditas golongan Standard International Trade Classification (SITC) 022 yang mencakup susu, krim, dan produk susu selain mentega dan keju.
(Baca: Produksi Lokal Minim, Indonesia Bergantung pada Susu Impor)
Impor susu Indonesia pada Januari-Agustus tahun ini meningkat 9,9% dibanding Januari-Agustus 2023.
Volumenya juga lebih tinggi dibanding impor Januari-Agustus tahun 2019-2021, seperti terlihat pada grafik.
Adapun menurut Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI), banyaknya impor mengakibatkan susu produksi lokal tidak terserap oleh pabrik susu nasional.
Pada awal November 2024, para peternak sapi perah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pun melakukan aksi unjuk rasa dengan membuang susu.
"Hasil produksi susu di Blitar, Tulungagung, Salatiga, Pasuruan, dan Kabupaten Semarang akhirnya banyak memutuskan untuk dibuang," kata Ketua APSPI Agus Warsito kepada Katadata, Senin (11/11/2024).
"Pemerintah harus punya ketegasan agar pabrikan menyerap susu segar hasil produksi dalam negeri. Jangan bermimpi mau menyejahterakan peternak lokal kalau bahan baku susu di pabrik masih bergantung pada impor susu bubuk," katanya.
(Baca: Usaha Ternak Sapi Perah di Indonesia Kian Berkurang)