Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), posisi kredit investasi perbankan secara nasional mencapai Rp1,67 kuadriliun pada Januari 2023. Angka ini meningkat sekitar 11,4% dibanding setahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Jika dibandingkan dengan lima tahun lalu, nilai kredit investasi tersebut sudah bertambah sekitar Rp480 triliun atau tumbuh 41,3% dari posisi Januari 2018.
Bank Indonesia (BI) mendefinisikan kredit investasi sebagai pinjaman jangka menengah/panjang untuk pembelian barang modal/jasa guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, dan relokasi proyek atau pendirian usaha baru.
Kredit jenis ini umumnya diajukan oleh badan usaha, dengan masa tenor pinjaman maksimal antara 10-15 tahun atau bisa diperpanjang sesuai kesepakatan dengan bank.
Pada Januari 2023, lapangan usaha yang paling banyak menerima kredit investasi dari bank adalah industri pengolahan, dengan jumlah total pinjaman Rp275,9 triliun.
Di urutan berikutnya ada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan total kredit investasi Rp256,9 triliun; sektor konstruksi Rp160,6 triliun; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor Rp156,6 triliun; serta sektor real estat Rp135,9 triliun.
Adapun pada 2022 bank-bank besar di Indonesia, seperti Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI mencetak peningkatan laba signifikan, bahkan menjadi rekor terbesar dalam sejarah masing-masing perusahaan.
(Baca: Laba Bank Mandiri Melonjak pada 2022, Lampaui Capaian Pra-Pandemi)