Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), posisi kredit modal kerja bank umum dalam mata uang rupiah mencapai Rp 2,11 kuadriliun pada Juli 2021. Nilai tersebut tumbuh 2,25% dibanding juli 2020 (year on year/yoy) dan juga tumbuh 1,64% dibanding posisi akhir 2020 (year to date/ytd).
Pinjaman modal kerja bank umum terbesar mengucur ke sektor perdagangan besar dan eceran senilai Rp 793,82 triliun (37,54%) dari total kredit yang disalurkan. Berikutnya, Bank Umum juga banyak memberikan kredit modal usaha ke sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar Rp 443,09 triliun (20,95%) dan sektor konstruksi sebesar Rp 227,88 triliun (10,78%).
Jika dibandingkan dengan posisi juli 2020, posisi kredit sektor penyediaan akomodasi mencatat pertumbuhan terbesar, yakni 26,27% (yoy). Begitupun dengan sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 20,61% (yoy) dan sektor pertanian yang tumbuh 18,44% (yoy). Sementara sektor pengadaan listrik mengalami penurunan terdalam sebesar 23,75% (yoy).
Sementara bila dibandingkan dengan posisi Desember 2020, sektor informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan terbesar, yakni 27,41% (ytd). Kemudian jasa lainnya tumbuh sebesar 10% (ytd) dan penyediaan akomodasi 9,6% (ytd). Berbeda, sektor administrasi pemerintahan menyusut 30,76% (ytd).
Rata-rata suku bunga kredit modal kerja bank umum dalam mata uang rupiah sebesar 8,94%/tahun. Suku bunga kredit modal kerja terendah diberikan oleh bank asing/campuran, yakni 6,18%/tahun. Suku bunga kredit modal kerja tertinggi diberikan Bank Pembangunan Daerah (BPD), yakni mencapai 9,9%/tahun.
(Baca: Daftar Suku Bunga Kredit Modal Kerja Bank, Mana yang Tertinggi?)