Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang 2023 Indonesia mengimpor liquified petroleum gas (LPG) sebanyak 6,95 juta ton.
Volumenya meningkat 3,13% dibanding 2022 (year-on-year/yoy) serta menjadi rekor tertinggi baru dalam sedekade terakhir.
(Baca: 86,91% Rumah Tangga Indonesia Menggunakan Gas untuk Memasak pada 2023)
Peningkatan impor ini terjadi beriringan dengan turunnya produksi dan naiknya konsumsi LPG nasional.
Kementerian ESDM mencatat, sepanjang 2023 Indonesia hanya memproduksi LPG 1,98 juta ton, menyusut 0,56% (yoy).
Sementara total permintaan atau konsumsinya naik 1,73% (yoy) menjadi 8,7 juta ton.
Di tengah kondisi ini, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan Indonesia bisa menambah produksi LPG dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
"Ke depan, bila pengembangan kilang Balikpapan selesai, dapat menambah produksi LPG sekitar 330.000 metrik ton per tahun," kata Corporate Secretary PT KPI Hermansyah Y. Nasroen, dilansir Bisnis.com, Jumat (9/2/2024).
(Baca: Indonesia, Negara Pemberi Subsidi LPG Terbesar ke-4 di Dunia)